tag:blogger.com,1999:blog-39638096454532410642024-03-05T04:44:38.087-07:00YULIANTOAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/15697467209717854469noreply@blogger.comBlogger22125tag:blogger.com,1999:blog-3963809645453241064.post-73616180413502824592012-11-04T08:32:00.001-07:002012-11-04T08:32:11.160-07:00Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15697467209717854469noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3963809645453241064.post-39372181370903896972012-04-06T04:15:00.000-07:002012-04-06T04:15:08.427-07:00love story<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br />
<div style="text-align: center;"><b>roman</b></div><br />
"Saya tidak ingin mengatakan selamat tinggal," bisik Carley Madison sedih. Mata biasanya gemerlap nya safir sekarang mendung dengan air mata yang tertahan saat ia menatap lantai.<br />
<br />
Dax lembut mengangkat dagunya dengan jari telunjuknya dan membelai pipinya dengan penuh kasih. "Kalau tidak," katanya lirih dalam kembali. "Berkat itu hal yang mulia yang disebut nasib kita tidak akan pernah harus mengatakan selamat tinggal ini hanya akan menjadi jeda sesaat dalam hubungan kita sampai kita bersama lagi besok.."<br />
<br />
Ide apa yang akan terjadi dalam waktu dekat sudah cukup membuat senyum menggairahkan menyebar dari telinga ke telinga di wajah oval Carley. Dax adalah sangat tepat-itu harus nasib. Hanya satu minggu sebelumnya, Carley telah tiba di Mountain View untuk menghabiskan liburan musim semi dengan ayahnya. Kurang dari dua puluh empat jam kemudian dia tiba-tiba menabrak Dax Peterson di arena skating es. Untuk sisa minggu kedua sudah tak terpisahkan-meninggalkan satu sama lain hanya cukup lama untuk mendapatkan tidur beberapa jam sebelum bersatu kembali.<br />
<br />
Bukan hanya pertemuan mereka dan listrik jelas mereka langsung terasa di antara mereka yang telah nasib. Selama minggu dan percakapan Carley segera tahu bahwa Dax dan keluarganya akan pindah ke kota kelahirannya, di Somerville, di akhir minggu. Hubungan mereka baru ditemukan, yang telah mereka diperkirakan berlangsung tidak lebih dari tujuh hari, tidak pernah harus berakhir setelah semua.<br />
<br />
"Aku akan meneleponmu begitu aku sampai ke kota pada hari Minggu," sumpah Dax hampir berbisik, menyikat bibirnya di kening Carley.<br />
<br />
"Panggilan terakhir untuk penerbangan 717 sekarang naik di 'E' gerbang," suara kuat mengumumkan melalui pengeras bandara. "Semua penumpang penerbangan 717 ke Somerville harus naik segera."<br />
<br />
"Itu aku," bisik Carley, mendorong sehelai rambut pirang strawberry keluar dari wajahnya, menatap dalam-dalam mata lembut Dax itu bayi biru untuk terakhir kalinya. Dia tahu mereka akan bersama lagi dalam waktu kurang dari dua puluh empat jam, tapi pesawat, jarak yang akan di antara mereka membuat jam hampir tak tertahankan.<br />
<br />
Dax menyelipkan lengannya di sekitarnya dan menarik erat-erat. Perlahan-lahan, penuh gairah, dan lembut dia menciumnya. Perasaan satu juta kupu-kupu keluar dari suatu tempat tersembunyi di perutnya kewalahan dia sebagai ciuman berlama-lama di bibirnya lama setelah mereka berpisah.<br />
<br />
"Aku akan segera menemuimu," katanya sambil tersenyum menggoda. Akhirnya membangun tekad untuk berjalan kaki, dia memutar tubuhnya dan straggled bawah gerbang berbentuk tabung panjang untuk pesawat.<br />
<br />
Carley menatap sekitar pada penghuni lain dari pesawat saat ia berjalan ke tempat duduk jendela dengan sayap. Dia telah di cukup beberapa pesawat terbang dan melihat kota yang berbeda dalam hidupnya tetapi masih takjub dia melihat bagaimana orang kontras di seluruh dunia bisa. Dari cara orang berpakaian-beberapa di T-shirt dan celana jeans biru, yang lain dalam setelan bisnis dan hubungan-dengan bahasa yang berbeda dan aksen mereka berbicara dengan.<br />
<br />
Meskipun ia dikelilingi oleh hampir dua ratus orang, perasaan ngeri kesepian melandanya saat ia menetap di tempat duduknya.<br />
<br />
Beberapa menit kemudian, pesawat mulai itu layak di landasan. Setelah pesawat itu dengan selamat di udara, Carley memancing dalam dirinya membawa tas untuk novel favoritnya. Tapi setelah membaca hanya beberapa paragraf pendek dia membanting menutup novel, melemparkannya di pangkuannya, dan mengintip keluar jendela.<br />
<br />
Pikiran Dax digulung melalui otak Carley saat ia menatap ke luar jendela pada awan satin halus putih. Gambar terpental sekitar pada mereka awan dengan Dax berkelebat di benaknya. Sepanjang hidupnya ia bermimpi bahwa orang khusus yang akan menyapu dia dari kakinya. Meskipun yang ditumbuk menjadi es padat tidak persis menjadi apa yang dia ada dalam pikiran, tiba-tiba ada dia-tinggi, gelap, dan tampan. Jelas kesempurnaan ke max! Dan ia benar-benar membawanya dari kakinya. Sudah, tanpa diragukan lagi, cinta pada pandangan pertama.<br />
<br />
Saat ia hanyut dalam dunianya sendiri, dia mengenang semua yang indah, hal-hal menyenangkan penuh dia dan Dax telah dieksplorasi bersama dalam seminggu terakhir. Meskipun kecelakaan mereka ke permukaan es di arena skating apa yang telah menyatukan mereka, mereka segera memutuskan ice skating terlalu berbahaya bagi diri mereka berpengalaman. Sebaliknya, mereka menghabiskan sisa hari menonton film, bermain game ekstensif panjang monopoli, dan memeriksa atraksi wisata setempat. Mereka meneteskan air liur selama barang antik, pernak-pernik, dan do-ayah yang memenuhi banyak butik yang berjajar di jalan-jalan kota. Dan pada malam hari mereka duduk di ayunan di halaman belakang dan menatap bintang-bintang. Sudah dingin tapi panas tubuh mereka telah membuat mereka hangat. Tak lama kemudian mereka menyadari bahwa mereka menikmati saat yang sama orang lewat yang membuat waktu mereka bersama-sama bahkan lebih istimewa.<br />
<br />
<br />
<br />
<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Sebuah pang tak terpuaskan rasa bersalah membuat Carley meringis sebagai pikirannya melompat dari Dax kepada ayahnya. Dia telah terbang ke Mountain View untuk kunjungan selama seminggu dengan dia dan, sebaliknya, telah menghabiskan hampir seluruh waktu dengan Dax. Tentu saja ayahnya benar-benar tidak tampak peduli. Dia telah begitu sibuk dengan bisnis dia tidak sadar dia tidak ada. Sudah kunjungan pertamanya dengan dia sejak ia dan ibunya bercerai tiga tahun sebelumnya. Ayahnya tak pernah menghabiskan waktu dengannya saat itu dan telah membuatnya sangat jelas saat dia tiba bahwa, meskipun dia adalah orang yang telah memintanya untuk mengunjungi, ia tidak punya niat berubah.<br />
<br />
Suara melengking tanah landing gear pesawat menyentuh dan sentakan sedikit istirahat membangkitkan Carley dari lamunannya. Berdiri dan peregangan dari jam duduk di kursi tidak nyaman yang sama, dia dengan santai mendorong perjalanan dari pesawat, mengumpulkan barang bawaannya dari terminal bagasi, dan mencari ibunya.<br />
<br />
"Bagaimana perjalananmu?" Kimberly Madison bertanya antusias sambil menarik mobil perlahan-lahan keluar dari tempat parkir bandara.<br />
<br />
"Panjang, melelahkan, tapi benar-benar luar biasa," jawab Carley, menopang kakinya di dasbor. Sebuah gambar cepat dari anak laki-laki, tinggi berambut gelap impiannya melintas pikiran dan senyum mempesona membentang di bibir merah nya merah.<br />
<br />
"Anda harus memberitahu saya tentang hal itu kemudian," kata ibunya melihat binar di mata safir putrinya. Lalu ekspresinya berubah serius. "Sayang, apakah Anda yakin Anda tidak keberatan jika saya keluar malam ini?" dia bertanya, mencengkeram setir begitu keras buku-buku jarinya mulai memutih. "Anda belum menjadi rumah dalam seminggu saya tidak merasa benar meninggalkan Anda segera setelah Anda kembali.."<br />
<br />
Carley berbalik ke samping di kursi penumpang dan menatap ibunya dengan kasih sayang total. Dia memiliki ibu yang sempurna-selalu menempatkan putrinya pertama, selalu menyenangkan dan penuh kasih. Siapa yang bisa meminta lebih? "Bu, saya katakan di telepon ketika saya sedang pergi, tidak apa-apa," ia mengingatkan, menyentuh bahu ibunya lembut. "Berhenti khawatir tentang saya begitu banyak dan memikirkan diri sendiri untuk perubahan. Anda belum di kencan di usia!" jeritnya sambil melemparkan tangannya di udara. "Aku tahu kau ingin pergi keluar dengan orang ini aku bisa melihatnya di matamu.."<br />
<br />
"Yah-" ibunya ragu-ragu, mengertakkan gigi saat ia melesat sekilas putrinya. "Jika Anda benar-benar yakin Anda tidak keberatan."<br />
<br />
"Bu, pergi!" Carley memerintahkan dengan nada semacam namun kuat sebagai ibunya berhenti di jalan masuk dua lantai rumah bata mereka. "Aku akan baik-baik saja," katanya meyakinkan, melangkah keluar dari mobil. "Selain itu, kau tahu aku mungkin akan menghabiskan malam penangkapan di segala sesuatu yang saya tidak terjawab saat aku pergi Banyak yang bisa terjadi di kota ini dalam seminggu!."<br />
<br />
Kimberly Madison dimasukkan kunci di lubangnya dan mengayunkan membuka pintu depan rumah, membolak pada tombol lampu di ruang depan saat ia mengalir di dalam. "Jadi saya bawa Anda akan Heather," diduga dia, slinging tas busa-nya di dekat meja. Heather Rissman adalah teman Carley terbaik dan hampir seperti putri kedua untuk Kimberly Madison.<br />
<br />
"Aku akan ke atas sekarang untuk menghubunginya," memberitahu Carley, menyeret koper menaiki tangga ke kamarnya. Sebuah sensasi nyaman merayap melalui saat ia meletakkan kopernya dan menarik rantai pada kipas angin berlampu warna-warni. "Wah!" dia terkesiap, cupping tangan di mulutnya saat mata safir dia melesat di sekitar ruang ramshacked. "Saya tidak ingat melihat ini buruk ketika aku pergi," katanya dengan suara keras, jatuh kembali ke tempat tidur berukuran ratu belum dirapikan. "Ibu harus marah dengan saya, saya tidak percaya dia tidak membunuhku di tempat di bandara.."<br />
<br />
"Sayang," kata ibunya, menekan lembut di kusen pintu. "Aku akan ke kamarku untuk berpakaian untuk kencan saya dengan Johnny," jelasnya, mengintip ke dalam ruangan. "Dan tolong membersihkan pin ini babi segera," tambahnya dengan geraman dari hidungnya.<br />
<br />
"Jahat Seseorang telah di kamarku," kata Carley dengan ekspresi mengerikan palsu. "Saya tahu ruangan ini tidak seperti ini ketika saya pergi."<br />
<br />
"Ya, benar," ibunya terkekeh-kekeh, menaikkan satu alis sempurna dipetik. "Cukup bersihkan untuk saya, oke."<br />
<br />
"Aku akan membersihkannya besok," janji Carley, mendesah lega karena ibunya tidak memukul atap saat ia menghilang di gang.<br />
<br />
Ibu instan-nya terlihat, Carley melompat untuk ponsel di meja kayu ek dan menekan speed dial diatur dengan nomor Heather. Setelah tiga cincin keluar dari suara napas perempuan mengambil baris.<br />
<br />
"Apa yang kita lakukan malam ini?" Carley bertanya, melewatkan ucapan biasa ketika ia segera mengenali suara itu.<br />
<br />
"Carley!" Heather menjerit kegirangan. "Punggungmu!"<br />
<br />
"Yap dan Anda harus menangkap saya di atas segala sesuatu yang saya tidak terjawab," Carley informasi dengan tertawa pada antusiasme temannya.<br />
<br />
"Saya harus menyelesaikan pekerjaan rumah melakukan beberapa untuk ibuku. Temui saya di Burger Hut dalam dua jam," perintah Heather. Sebelum Carley sempat mengucapkan selamat tinggal, temannya membanting telepon.<br />
<br />
Carley berdiri dari tempat tidur dan menatap sekitar ruangan. Dia punya dua jam untuk membunuh. Dia telah berjanji ibunya dia akan membersihkan ruangan pada hari berikutnya, jadi mengapa menghabiskan dua jam melakukannya sebelum itu? Dia tidak ada hubungannya keesokan harinya tetap kecuali penangkapan di beberapa tidur yang memang layak. Selain itu, pembersihan adalah hal terakhir yang dia lakukan setelah hari yang melelahkan yang panjang di pesawat terbang.<br />
<br />
A, baik menenangkan, berendam air panas gelembung! Gagasan tiba-tiba terdengar seperti surga belaka. Cepat meluncur turun sepatu dan perhiasan, dia melenggang ke kamar mandi di seberang lorong. Hampir satu jam kemudian dia muncul dengan handuk melilit tubuhnya dan rambut, penebangan santai dan segar.<br />
<br />
Mengambil sepasang celana pendek favoritnya lavender dan tank top ungu muda dari laci biro ek, dia cepat berpakaian dan duduk di meja rias untuk mengeringkan rambutnya dan memakai make-up nya. Dia diterapkan hanya sentuhan pucat memerah naik ke pipinya, raspberry rasa lip-gloss ke bibirnya, dan disikat panjang, rambut pirang bergelombang sampai berkilau dengan kelembaban. Lalu ia mengambil sekilas cepat dalam cermin yang tergantung di belakang pintu lemari. Rasanya begitu indah bisa kembali rumah sehingga dia bisa memakai baju musim panasnya. Hanya satu dari banyak hal yang dia sukai Somerville-cuaca cerah megah hangat warga dikaruniai hampir setiap hari sepanjang tahun.<br />
<br />
Satu setengah jam setelah dia menutup telepon dengan Heather, Carley melangkah ke sepasang sandal thong putih dan keluar kamarnya.<br />
<br />
"Bu, aku akan bertemu Heather di Burger Hut," teriak dia melalui pintu kamar tidur tertutup ibunya. "Aku akan lihat nanti."<br />
<br />
"Ada daftar pesan saya meninggalkan untuk Anda di meja dapur," teriak ibunya dalam menanggapi dari sisi lain pintu. "Semua orang yang disebut untuk Anda saat Anda pergi."<br />
<br />
"Oke, memiliki malam ini," kata Carley, memantul menuruni tangga ke dapur. Selembar kertas kuning dengan sekitar sepuluh nama yang berbeda tergeletak di meja mahoni putaran menunggunya. Scanning daftar ia menemukan Sandra Walker, kapten tim pemandu sorak, telah disebut dengan pesan mendesak untuk kembali teleponnya, beberapa teman yang lain dari sekolah, dan Zander Dalton.<br />
<br />
Carley berdiri ditanam ke tempat dia, menatap nama Zander sebagai jika ditulis dalam darah. Setelah beberapa saat ia menggeleng keras, mendorong daftar dalam bopeng, dan berlari untuk mobil. Dia kembali panggilan telepon hanya akan harus menunggu sampai hari berikutnya.<br />
</div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15697467209717854469noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3963809645453241064.post-33069737089315900152012-04-06T04:05:00.000-07:002012-04-06T04:05:19.778-07:00puisi untuk IBU<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><b></b></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><b><br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #3d85c6;">IBU</span><br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="background-color: yellow;">ibu..</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="background-color: yellow;">kenapa aku menyebutmu ibu..</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="background-color: yellow;">kenapa aku memanggilmu ibu..</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="background-color: yellow;">kenapa aku selalu ingin menamakanmu ibu…</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="background-color: yellow;"><br />
</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: lime;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: yellow;">Ibu..</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: lime;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: yellow;">karena engkau telah memberi yang tak dapat di beri oleh siapapun..</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: lime;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: yellow;">engkau mengasihi tak sebanding dengan kasih apapun..</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: lime;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: yellow;">engkau juga memberi kehidupan, semangat serta cinta tak seperti cinta siapapun..</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="background-color: yellow;"><br />
</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="background-color: yellow;"><br />
</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="background-color: yellow;">I</span><span class="Apple-style-span" style="color: purple;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: yellow;">bu..</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: purple;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: yellow;">aku masih sering melupakanmu..</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: purple;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: yellow;">aku terlalu sering berdosa padamu..</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: purple;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: yellow;">aku bahkan terlalu sering mangampangkan hidupku tanpamu..</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: purple;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: yellow;">Nyatanya aku masih tak bisa hidup tanpamu..</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="background-color: yellow;"><br />
</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #6aa84f;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: yellow;">Ibu..</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #6aa84f;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: yellow;">masih banyak kesempatan yang terlewat..</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #6aa84f;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: yellow;">aku masih terlalu egois untuk berani tak membutuhkanmu..</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #6aa84f;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: yellow;">masih sering aku memikirkan yang lain tanpa memperdulikanmu..</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #6aa84f;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: yellow;">dan bahagia itu sering kutinggalkan demi urusan tak pentingku..</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #6aa84f;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: yellow;"><br />
</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #6aa84f;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: yellow;">Ibu..</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="background-color: yellow;">Maafkan aku..</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="background-color: yellow;">maafkan semua khilafku..</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="background-color: yellow;">maafkan atas keegoisan ini..</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="background-color: yellow;">tapi aku tau, tanpa memintapun engkau telah memberi..</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="background-color: yellow;"><br />
</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: lime;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: yellow;">Selamat Hari Ibu..</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: lime;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: yellow;">Ini harimu, semua manusia mengingatmu..</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: lime;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: yellow;">Engkau agung, Engkau harapanku..</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: lime;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: yellow;">Dan aku akan selalu menyayangimu..</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: lime;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: yellow;">Selamanya..</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: lime;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: yellow;">Karena Engkau kami ada, dan Untuk Ibu kami akan selalu ada </span></span><br />
<br />
</b></span><br />
</div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15697467209717854469noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3963809645453241064.post-15964981636844042582011-07-15T02:57:00.000-07:002011-07-15T02:57:50.895-07:00perkembang biakan vegetatif<!--[if !mso]> <style>
v\:* {behavior:url(#default#VML);}
o\:* {behavior:url(#default#VML);}
w\:* {behavior:url(#default#VML);}
.shape {behavior:url(#default#VML);}
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves>false</w:TrackMoves> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><!--[endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-language:EN-US;}
</style> <![endif]--> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b><span style="color: #00b0f0; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 22pt;">Reproduksi/Perkembangbiakan Tumbuhan Secara Vegetatif / Tak Kawin Alami dan Buatan</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Mon, 04/02/2008 - 4:34pm — godam64 </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Flora atau tumbuh-tumbuhan sama halnya dengan binatang dan manusia sama-sama melakukan kegiatan berkembang biak dengan tujuan untuk menghindari kepunahan pada spesies atau rasnya. Kegiatan berkembangbiak atau beranak ini pada tumbuhan dapat dilakukan secara tidak kawin atau tanpa melalui perkawinan antara sel kelamin jantan betina atau kepala putik dengan benang sari.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">1. Perkembang Biakan Tak Kawin Secara Alami / Vegetatif Alami</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Perkembangbiakan secara alami adalah berkembang biaknya tumbuhan tanpa bantuan tangan manusia untuk terjadi pembuahan / anakan tanaman baru.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><span>a.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Umbi Lapis</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Umbi lapis adalah tumbuhnya tunas pada sela-sela lapisan umbi. Contohnya seperti bawang merah.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><span>b.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Umbi Batang</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br />
Umbi batang adalah batang yang beralih fungsi sebagai tempat penimbunan makanan dengan calon tunas-tunas kecil yang berada di sekitarnya yang dapat tumbuh menjadi tanaman baru. Contoh seperti jagung dan ketela rambak.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><span>c.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Geragih</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Geragih adalah batang yang menjalar secara terus-menerus di mana pada ruas batang dapat muncul tunas-tunas baru. Misalnya seperti tanaman rumput teki, arbei, kangkung, dan lain sebagainya.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><span>d.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Akar Tunggal</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br />
Akar tunggal adalah tunas yang muncul pada batang tumbuhan yang tumbuh secara mendatar di tanah. Contohnya seperti keladi, alang-alanga, dll.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><span>e.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Spora</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br />
Spora adalah cara tumbuhan paku, lumut dan jamur berkembang biak dengan membentuk spora tempat tunas baru akan muncul.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><span>f.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Tunas</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br />
Tunas adalah tumbuhan anakan yang muncul di samping tumbuhan induknya. COntohnya yakni seperti pohon pisang, bambu, tebu, dan lain sebagainya.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><span>g.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Tunas Adventif</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br />
Tunas adventif adalah tunas yang tumbuh pada bagian-bagian tertentu seperti pada akar, daun, dsb. Contoh tanaman bertunas adventif adalah seperti pohon cemara, kesemek, sukun, dll.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><span>h.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Hormegenium</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br />
Hormegenium adalah perkembangbiakan yang terjadi pada tumbuhan ganggang berbentuk benang dengan cara memutus benang yang ada. Pada benang yang terputus nantinya kana tumbuh individu baru.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><span>i.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Pembelahan Sel</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br />
Pembelahan sel adalah perkembangbiakan pada tumbuhan bersel satu.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">-----</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">2. Perkembang Biakan Tidak Kawin Buatan / Reproduksi Vegetatif Buatan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Perkembangbiakan secara buatan adalah berkembang biaknya tumbuhan tanpa bantuan campur tangan manusia.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><span>a.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Metode Mencangkok / Cangkok</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br />
Mencangkok adalah suatu cara mengembangbiakkan tumbuhan dengan jalan menguliti batang yang ada lalu bungkus dengan tanah agar akarnya tumbuh. Jika akar sudah muncul akar yang kokoh, maka batang tersebut sudah bisa dipotong dan ditanam di tempat lain.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><span>b.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Merunduk / Menunduk</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br />
Merunduk adalah teknik berkembang biak tumbuh-tumbuhan dengan cara menundukkan batang tanaman ke tanah dengan harapan akan tumbuh akar. Setelah akar timbul, maka batang sudah bisa dipotong dan dibawa ke tempat lain.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><span>c.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Menyetek / Nyetek</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br />
Menyetek adalah perkembangbiak tumbuhan dengan jalan menanam batang tanaman agar tumbuh menjadi tanaman baru. Contohnya seperti singkong.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><span>d.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Menyambung / Mengenten</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br />
Mengenten adalah perkembang biakan buatan yang biasanya dilakukan pada tumbuhan sejenis buah-buahan atau ketela pohon demi mendapatkan kualitas buat yang baik.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> <i>http://organisasi.org/reproduksi-perkembangbiakan-tumbuhan-secara-vegetatif-tak-kawin-alami-dan-buatan</i></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 22pt;"><a href="http://k4107078.wordpress.com/2008/03/18/perkembangbiakan-vegetatif/" title="Perkembangbiakan Vegetatif"><span style="color: blue;">Perkembangbiakan Vegetatif</span></a></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Posted on 18 Maret 2008 by k4107078 </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Dalam pembahasan ini akan diterangkan beberapa teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan antara lain mencangkok, menyambung pucuk, dan okulasi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">1. Mencangkok</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Teknik mencangkok ini telah umum digunakan oleh masyarakat. Tetapi dalam kegiatan pencangkokkan ini terdapat beberapa kelemahan antara lain ; praktikan atau pencangkok harus memiliki keahlian dalam pencangkokan ini, kegiatan pencangkokkan padapohon yang telah tinggi sukar dilakukan karena untuk mencangkok harus lebih dahulu memanjat. Selain itu karena kegiatan pencangkokkan ini menggunakan cabag tanaman yang nantinya dipotong, maka terlalu boros dalam pengguanaan bahan tanam (batang yang untuk dicangkok).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Untuk cangkokkan umumnya digunakan cabang orthotrof yang tidak telalu tua maupun terlalu muda yang umumnya berwarna hijau kecoklat-coklatan. Bahan untuk pembungkus cangkokkan biasanya digunakan sabut kelapa atau karung goni untuk membungkus tanah sebagai media perakaran. Supaya cangkokkan dapat berhasil dengan baik, dengan waktu yang relatif cepat dan ekonomis maka sabut kelapa atau karung goni diganti dengan plastik. Medium perakaran tanah dapat diganti dengan gambut atau lumut. Lumut yang digunakan sebagai media tanam mempunyai sifat selain anti septik juga dapat menahan kandungan air yang cukup tinggi, sehingga dalam pelaksanaan pencangkokkan tidak perlu terlalu sering disiram air. Mengenai kulit bagian atas yang diiris sebaiknya dioles dengan Rootone F yang berguna untuk mempercepat dan memperbanyak keluarnya akar.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Langkah atau urutan kegiatan dalam perbanyakan tanaman dengan cara pencangkokkan antara lain :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">1) memilih batang yang akan di cangkok.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">2) Membuat guratan pada kulit yag akan dicangkok.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">3) Mengupas kulit sepanjang 5-7 cm.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">4) Mengikis bagian kambium kuli yang telah dikupas.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">5) Mengolesi bagian atas batang yang telah dikikis dengan Rootone F untuk memperceot pertumbuhan (jika ada).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">6) Kulit kupasan dibungkus dengan media tanam (tanah, gambut atau luut).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">7) Membalut media tanam yang dibuat tadi dengan plastik, sabut kelapa atau karung goni.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><img alt="8)" border="0" height="15" src="file:///C:/DOCUME%7E1/vitonet/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" width="15" /></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Mengikat pada ujung-ujung balutan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">9) Menyiram cangkokkan secara teratur.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">2. Menyambung</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Tanaman yang sukar di cangkok atau diokulasi maka dapat juga dilakukan perkembangbiakan secara vegetatif dengan cara dengan melakukan penyambungan. Dengan penyambungan diharapkan akan dapat memperoleh keuntungan sebagai berikut :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Jika batang atas berasal dari klon yang produksinya tinggi disambuung dengan batang bawah yang memiliki resistensi terhadap nematoda atau sifat lain yang baik, maka terdapat kemungkinan bahwa tanaman sambungan itu akan memiliki sifat-sifat baik tersebut.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Suatu klon yang sangat susah sekali berakar terkadang masih dapat diusahakan penanamannya denga cara menyambung.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Dengan cara penyambungan, tanaman mempunyai batang bawah yang mempunyai akar tunggang yang lebih tegap tumbuhnya dan tidak mudah riboh karena angin.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Salah satu teknik menyambung yang dapat disampaikan dalam laporan ini adalah sambung celah. Adapun teknik-teknik dalam kegiatan sambung celah itu sebagai berikut :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">1) batang bawah dipotong mendatar dengan gunting atau pisau yang tajam. Daunnya disisakan satuata dua pasang kemudian pada luka potongan batang dibuat celah ditengah-tengah sepanjang 3-4 cm dengan pisau sambung.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">2) Entres dipilih dari ruas ke dua dan dipotong per ruas <u>+</u> 7 cm. Daun dan cabang dikupir labih kurang 1,5 cm dari sumbu entres. Kemudian pangkan entres diruncingkan sebelah kanan dan kirinya sepanjang 3-4 cm.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">3) Entres kemudian dimasukkan sedalam celah pada batang bawah, kemudian diikat dengan tali rafia.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">4) Untuk menjaga kelengesan pada sambungan sambungan sungkup sengan kantong plastik.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">5) Untuk menjaga kelengesan tanah, sebelum dan sesudah penyambungan dilakukan penyiraman.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">6) Setelah selang 30 – 35 hari dapat diketahui berhasil atau tidaknya penyambungan tersebut yaitu melihat ada tidaknya tunas yang tumbuh pada batang atas. Bila tunas sudah kelihatan tumbuh maka sungkup plastik harus dibuka.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">3. Okulasi</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Perbanyakan tanaman dengan cara okulasi paling banyak dilakukan dalam perkebunan terutama pada perkebunan karet dan kakao. Beberapa kelebihan dari perbanyakan tanaman dengan cara okulasi yaitu :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Dengan cara diokulasi dapat diperoleh tanaman yang dengan produktifitas yang tinggi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Pertumbuhan tanaman yang seragam.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Penyiapan benih relatif singkat.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Pada musim gugur daun pada tanaman karet daun yang gugur dari satu klon agar serentak pada waktu tertentu, dengan demikian akan memudahkan pengendalian penyakit <i>Oidium hevea</i> bila terjadi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Kelemahan dari perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan cara okulasi yaitu :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- terkadang suatu tanaman hasil okulasi ada yang kurang normal terjadi karena tidak adanya keserasian antara batang bawah dengan batang atas (entres)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- perlu menggunakan tenaga ahli untuk pengokulasian ini.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Bila salah satu syarat dalam kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi kemngkinan gagal atau mata entres tidak tumbuh sangat besar.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Syarat tanaman dapat diokulasi yaitu :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- tanaman tidak sedang Flush (sedang tumbuh daun baru)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- antara batang atas dan batang bawah harus memiliki umur yang sama.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Tanaman harus masih dalam satu <i>family</i> atau satu <i>genus.</i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Umur tanaman antara batang atas dan batang bawah sama.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Pada klon yang dijadikan batang bawah memiliki perakaran yang kuat/kokoh, tidak mudah terserang penyakit terutama penyakit akar, mimiliki biji/buah yang banyak yang nantinya disemai untuk dijadikan batang bawah, umur tanaman induk pohon batang bawah yang biji/buahnya akan dijadikan benih untuk batang bawah minimal 15 tahun, memiliki pertumbuhan yang cepat.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">- Pada klon yang akan dijadika batang atas atau entres tanaman harus memiliki produksi yang unggul, dan memiliki pertumbuhan yang cepat, dan tahan terhadap penyakit.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Macam-macam okulasi pada tanaman karet :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">1. Okulasi Coklat (Brown Budding) merupakan okulasi dilaksanakan diperkebunan karet. Dengan batang bawah berumur 8-18 bulan diokulasi dengan entres umur 1-2 tahun, dengan garis tengah 2,5-4 cm. Warna kayu entres coklat, yang dipergunakan adalah mata prima yang berwarna coklat.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">2. Okulasi Hijau (Green Budding) merupakan cara okulasi yang lazim dilaksanakan diperkebunan karet. Dengan batang bawah yang berumur 4-6 bulan diokulasi dengan entres yang berumur 3-4 bulan, garis tengah 0,5-1 cm, warna kayu entres hijau tua, yang dipergunakan adalah mata burung yang berwarna hijau.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">3. Okulasi dini (Pro Green Budding) merupakan cara okulasi dengan batang bawah berumur 2-3 bulan, diokulasi dengan entres umur 3-4 minggu, garis tengah kurang dari 0,5 cm warna kayu entres hijau muda sampai hijau. Yang dipergunakan sebagai mata entres adalah mata sisik <i>(csale bud.</i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Teknik pengokulasian pada okulasi dini sama saja dengan yang dilakuka pada okulasi hijau. Hasi dari okulasi sama dengan yang dicapai okulasi hijau maupun okulsi coklat.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Teknik Mengokulasi :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">1) Membuat Jendela Okulasi</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Ukuran jendela disesuaikan dengan perisai dan besarnya batang bawah. Untuk batang bawah yang dibawah umur 5-6 bulan dapat ukuran jendela (¾ – 1) cm x (3 – 4) cm.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Torehan membujur dapat dimulai daribawah atau dari atas. Jarak torehan terbawah lebih kurang 5 cm dari tanah. Torehan melintang dapat dari atas ataudari bawah. Jika diatas jendela akan terbuka kebawah atau juga sebaliknya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Sebelum ditoreh, batang dibersihkan dari kotoran atau tanah yang menempel akubat percikan air hujan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Setelah ditoreh akan keluar lateks, lateks ini dibiarkan membeku kemudian dibersihkan dengan kain sebelum jendela dibuka.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">2) Mengambil Mata Okulasi</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Mata okulasi diambil dari kayu okulssiyang sehat, segar dan mudah dikupas.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Mata okulasi diambil bersama sedikit bagian kayu, bentuk perisai yang ukuranya sedikit lebih kecil dari ukuran jendela okulasi. Pengambilan mata okulsi yang terlalu kecil akan mengakibatkan pemulihan luka lambat.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Untuk melepas bagian kayu, menariknya pelan-pelan supaya mata tetap menempel pada kulit.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Pembuatan perisai harus bersih dan lapisan kambium jangan sampai terkena tangan atau kotoran.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Perisai yang telah dibuat harus segera diselipkan ke jendela okulasi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">3) Menempel Mata Okulasi Dan Membalut</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Setelah perisai disiapkan, jendela okulasi dibuka denga cara menarik bibir jendela okulasi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Perisai diselipkan dibawah jendela okulasi dan dijepit dengan ibu jari untuk memudahkan pembalutan. Dalam keadaan perisai terlalu kecil, diusahakan supaya tepi tepi bagian atas dan salah satu sisi perisai berimpit dengan jendela okulasi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Pembalutan dimulai dari torehan melintang digunakan plastik ukuran 2 x 0,02 cm dengan panjang 40 cm. Akhir ikatan sebaiknya dibawah. Pada waktu membalut jangan sampai perisai bergeser.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">4) Pemeriksaan Hasil Okulasi</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Pemeriksaan pertama dilakukan 2-3 minggu setelah okulasi dilaksanakan bersamaan dengan pembukaan pembalut.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Okulasi yang gagal diberi tanda dengan mengikat tali pada batang bawah, hal ini dilakukan untuk memudahkan okulasi janda.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Pemeriksaan ke dua dilakukan 10 – 15 hari dari pemeriksaan pertama. Cara pemeriksaan sama seperti <i>pemeriksaan pertama.</i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><i>http://k4107078.wordpress.com/2008/03/18/perkembangbiakan-vegetatif/ </i></span></div><h3 style="text-align: justify;"><span style="font-size: 36pt; line-height: 115%;">PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF ALAMIAH</span></h3><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">A. PENGERTIAN VEGETATIF<br />
<br />
• Perkembangbiakan vegetatif adalah cara perkembangbiakan makhluk hidup yang terjadi tanpa melalui perkawinan<br />
• Perkawinan adalah peristiwa bertemunya sel kelamin jantan dengan sel kelamin betina<br />
• Perkembangbiakan vegetatif ada 2 macam yaitu vegetatif alami dan vegetatif buatan<br />
• Perkembangbiakan vegetatif alami adalah perkembangbiakan tumbuhan dengan tidak menanam biji/buahnya tanpa penyerbukan atau secara tak kawin.<br />
• Pada perkembangbiakan secara vegetatif alami, makhluk hidup baru terbentuk tanpa bantuan manusia<br />
• Perkembangbiakan secara vegetatif terdiri dari pembentukan tunas, rizoma (akar tinggal/ akar rimpang), umbi lapis, umbi batang, geragih atau stolon, umbi akar, tunas adventif, spora dan membelah diri<br />
<br />
B. PEMBENTUKAN TUNAS<br />
<br />
• Tunas biasanya tumbuh disamping induknya, induk dengan tunas yang masing-masing dianggap induvidu baru dan akan membentuk rumpun dan tunas tersebut berasal dari tunas ketiak bagian tumbuhan didalam tanah<br />
• Pertumbuhan tunas menjadi lebih baik sesuai yang diharapkan , dengan adanya bantuan factor lingkungan seperti suhu, derajat kesamaan /kebasaan(pH), kelembapan, dan cadangan makanan yang cukup.<br />
• Contoh tumbuhan bertunas pakis haji (cycas rumphii), bamboo(bambusa sp), pisang (musa paradisiaca), nanas, palem, dan tebu (saccharum officinarum)<br />
<br />
C. RIZOMA (AKAR TINGGAL/AKAR RIMPANG)<br />
<br />
• Akar tinggal adalah bagian batang yang tumbuh mendatar didalam tanah dan menyerupai akar. Batang-batang beruas-ruas dan disetiap ruas dapat tumbuh tunas. Jika kita memotongnya dengan menyertakan ruasnya, kemudian kita tanam, potongan batang tersebut menjadi individu baru. Diruas akan tumbuh tunas dan semakin lama semakin besar<br />
• Batang ini masih berhubungan dengan tanaman induknya dan dari bagian inilah calon individu baru tumbuh dan berkembang<br />
<br />
• Akar tinggal mempunyai cirri-ciri<br />
1. bentuk seperti akar, tetapi berbuku-buku seperti batang <br />
2. pada setiap buku/ruas terdapat daun yang berubah menjadi sisik<br />
3. di setiap ketiak sisik terdapat mata tunas<br />
• Jika ujung rizoma atau tunas ketiak tumbuh menjadi tumbuhan baru, maka tumbuha tersebut tetap bergabung dengan tumbuhan induk dan membentuk rumpun<br />
• Contoh tumbuhan rizoma lengkuas (alpina officinarum), jahe (zingiber officinale), kunyit ( curcuma domestica), kencur (kaempferia galangal), temulawak, dan lidah mertua (sansivera sp)<br />
<br />
D. UMBI LAPIS (BULBUS)<br />
<br />
• Umbi lapis adalah umbi yang berlapis-lapis dan ditengahnya tumbuh tunas. <br />
• Umbi lapis terdiri atas daun yang mengelilingi cakram (batang) dan membengkak didalam tanah<br />
• Pada permukaan atas dari setiap buku, tumbuh daun yang tebal dengan satu atau dua kuncup ketiak yang letaknya berdekatan sehingga seperti berlapis-lapis.<br />
• Pada permukaan bawah dari setiap buku, tumbuh akar serabut tepat dibawah batangnya (cakram)<br />
• Umbi lapis merupakan umbi yang berlapis-lapis dan dibagian pangkalnya terdapat batang sangat pendek yang disebut cakram dan suing yang merupkan tunas sebagai calon individu baru.<br />
• Tunas tersebut semakin lama semakin besar membentuk suing.<br />
• Contoh tumbuhan yang umbi lapis yaitu bawang merah (allium cepa), bawang putih (allium sativum), bawang daun (allium fistulosum), bunga bakung (crinum asiaticum), dan bunga tulip<br />
<br />
E. UMBI BATANG<br />
<br />
• Umbi batang adalah batang yang tumbuh ke dalam tanah, ujung batang tersebut menggembung membentuk umbi untuk menyimpan cadangan makanan, terutama zat tepung<br />
• Pada suatu lekukan di permukaan batang atau umbi tersebut terdapat tunas yang disebut mata tunas<br />
• Umbi batang merupakan batang yang menggembung karena berisi cadangan makanan dan pada permukannya terdapat daun yang berubah menjadi sisik. Pada ketiak sisik terdapat mata tunas sebagai calon individu baru<br />
• Contoh tumbuhan umbi batang yaitu kentang (solanum tuberrodum), ubi jalar(ipomoea batatas), gadung (dioscorea hispida), dan gambili (dioscorea aculata)<br />
<br />
<br />
<br />
F. GERAGIH ATAU STOLON<br />
<br />
• Geragih adalah batang yang tumbuh mendatar diatas permukaan tanah.<br />
• Geragih merupakan batang yang menjalar diatas permukaan tanah dan apabila batang tersebut tertimbun tanah akan tumbuh menjadi tanaman baru<br />
• Tunas pada buku-buku batang dapat tumbuh menjadi tumbuhan baru. Ujung geragih yang menyentuh tanah akan membelok keatas. Pada bagian bawah geragih muncul akar serabut, walaupun tetap berhubungan dengan induknya, namun tumbuhan baru itu tidak bergantung pada induknya<br />
• Contoh tanaman geragih diatas permukaan tanah yaitu pegagan (centella asiatica), arbei, dan semanggi<br />
• Ada geragih yang menjalar dibawah permukaan tanah dan disebut stolon<br />
• Di sepanjang stolon dapat tumbuh tunas adventisia (liar), dan masing-masing tunas ini dapat menjadi anakan tanaman<br />
• Contoh tumbuhan bergeragih dibawah permukaan tanah adalah rumput teki(cyperus rotundus) dan rumput pantai (spinifex sp)<br />
<br />
G. UMBI AKAR<br />
<br />
• Umbi akar adalah akar yang berubah fungsi sebagai penyimpan cadangan makanan dan hanya dapat tumbuh menjadi individu baru apabila ditanam bersama sedikit batang yang bertunas<br />
• Ciri-ciri umbi akar adalah umbi tidak berbuku-buku , umbi tidak mempunyai kuncup dan daun, dan umbi tidak mempunyai mata tunas<br />
• Jika umbi akar ditanam, maka akan tumbuh tunas-tunas baru dari bagian yang merupakan sisa batang.<br />
• Tunas inilah yang kemudian menjadi individu baru.<br />
• Contoh tumbuhan umbi akar adalah singkong (manihot utilissima), dahlia dan wortel<br />
<br />
H. TUNAS ADVENTIF<br />
<br />
• Tunas adventif atau tunas liar adalah tunas yang tidak tumbuh diujung batang atau ketiak daun<br />
• Tunas adventif yang dipisahkan dari induknya dapat tumbuh membentuk individu baru.<br />
• Contoh tunas adventif pada akar adalah kersen (muntingia calabura), sukun (arthocarpus communis), kesemek (dyospiros knaki), jambu biji (psidium guavajava) dan cemara<br />
• Tunas yang tumbuh didaun disebut dengan tunas daun<br />
• Tunas tersebut dapat membentuk daun dan akar sehingga seperti tumbuhan kecil yang menempel pada tumbuhan.<br />
• Contoh tumbuhan tunas daun yaitu cocor bebek dan begonia<br />
<br />
I. SPORA<br />
<br />
• Tumbuhan yang berkembang biak dengan spora antara lain tumbuhan paku, jamur, dan ganggang.<br />
• Bentuk spora seperti biji, tetapi sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata saja. Spora dapat digunakan dengan menggunakan mikroskop.<br />
• Spora dibentuk dan disimpan di dalam kotak spora yang disebut sporangium.<br />
• Tumbuhan paku mempunyai bentuk daun yang indah. Sporangium pada tumbuhan paku terdapat pada bagian bawah daun.<br />
• Jika daun dibalik, maka kita dapat melihat kotak sporadic bagian tepi daun.<br />
• Jamur tidak mempunyai zat hijau daun. Jamur tidak berbunga. Oleh karena itu, jamur tidak berbuah dan berrbiji.<br />
• Jamur tumbuh di tempat-tempat yang lembap, misalnya pada tumbuhan dan hewan yang telah mati, serta pada makanan yang sudah basi.<br />
• Jamur berkembang biak dengan spora. Pada jamur tempe, sporangium terletak pada ujung hifa yang menggembung.<br />
• Hifa adalah benang-benang yang menyusun tubuh jamur. Sporangium jamur berisi banyak spora. Setiap hifa akan membentuk cabang-cabang yang disebut rhizoid. <br />
• Setiap spora dilengkapi bulu cambuk atau bulu getar yang berguna sebagai alat gerak air. Spora seperti ini disebut zoospora.<br />
<br />
J. MEMBELAH DIRI<br />
<br />
• Tumbuhan tingkat rendah berkembang biak dengan membelah diri <br />
• Tumbuhan tingkat rendah itu terdiri atas satu sel, misalnya ganggang hijau. Jadi, ganggang hijau memperoleh keturunan dengan cara membelah diri sel tubuhnya menjadi dua</div><div class="MsoNormal"><i>http://memesa.blogspot.com/2008/01/perkembangbiakan-vegetatif-alamiah.html </i></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15697467209717854469noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3963809645453241064.post-4394860265760694522011-05-09T22:54:00.000-07:002011-05-09T22:54:28.214-07:00FORMULASI PESTISIDA<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="text-align: center;"><span style="color: red;">FORMULASI PESTISIDA</span></div><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">Pestisida sebelum digunakan harus diformulasi terlebih dahulu. Pestisida dalam bentuk murni biasanya diproduksi oleh pabrik bahan dasar, kemudian dapat diformulasi sendiri atau dikirim ke formulator lain. Oleh formulator baru diberi nama. Berikut ini beberapa formulasi pestisida yang sering dijumpai:</div><br />
<br />
<br />
<span style="color: yellow;">1. Cairan emulsi (emulsifiable concentrates/emulsible concentrates)</span><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">Pestisida yang berformulasi cairan emulsi meliputi pestisida yang di belakang nama dagang diikuti oleb singkatan ES (emulsifiable solution), WSC (water soluble concentrate). B (emulsifiable) dan S (solution). Biasanya di muka singkatan tersebut tercantum angka yang menunjukkan besarnya persentase bahan aktif. Bila angka tersebut lebih dari 90 persen berarti pestisida tersebut tergolong murni. Komposisi pestisida cair biasanya terdiri dari tiga komponen, yaitu bahan aktif, pelarut serta bahan perata. Pestisida golongan ini disebut bentuk cairan emulsi karena berupa cairan pekat yang dapat dicampur dengan air dan akan membentuk emulsi.</div><br />
<span style="color: yellow;">2. Butiran (granulars)</span><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">Formulasi butiran biasanya hanya digunakan pada bidang pertanian sebagai insektisida sistemik. Dapat digunakan bersamaan waktu tanam untuk melindungi tanaman pada umur awal. Komposisi pestisida butiran biasanya terdiri atas bahan aktif, bahan pembawa yang terdiri atas talek dan kuarsa serta bahan perekat. Komposisi bahan aktif biasanya berkisar 2-25 persen, dengan ukuran butiran 20-80 mesh. Aplikasi pestisida butiran lebih mudah bila dibanding dengan formulasi lain. Pestisida formulasi butiran di belakang nama dagang biasanya tercantum singkatan G atau WDG (water dispersible granule).</div><br />
<span style="color: yellow;">3. Debu (dust)</span><br />
<br />
Komposisi pestisida formulasi debu ini biasanya terdiri atas bahan aktif dan zat pembawa seperti talek. Dalam bidang pertanian pestisida formulasi debu ini kurang banyak digunakan, karena kurang efisien. Hanya berkisar 10-40 persen saja apabila pestisida formulasi debu ini diaplikasikan dapat mengenai sasaran (tanaman).<br />
<br />
<span style="color: yellow;">4. Tepung (powder)</span><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">Komposisi pestisida formulasi tepung pada umumnya terdiri atas bahan aktif dan bahan pembawa seperti tanah hat atau talek (biasanya 50-75 persen). Untuk mengenal pestisida formulasi tepung, biasanya di belakang nama dagang tercantum singkatan WP (wettable powder) atau WSP (water soluble powder).</div><br />
<span style="color: yellow;">5. Oli (oil)</span><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">Pestisida formulasi oli biasanya dapat dikenal dengan singkatan SCO (solluble concentrate in oil). Biasanya dicampur dengan larutan minyak seperti xilen, karosen atau aminoester. Dapat digunakan seperti penyemprotan ULV (ultra low volume) dengan menggunakan atomizer. Formulasi ini sering digunakan pada tanaman kapas.</div><br />
<span style="color: yellow;">6. Fumigansia (fumigant)</span><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">Pestisida ini berupa zat kimia yang dapat menghasilkan uap, gas, bau, asap yang berfungsi untuk membunuh hama. Biasanya digunakan di gudang penyimpanan.</div></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15697467209717854469noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3963809645453241064.post-68836493578743181042011-05-04T18:18:00.000-07:002011-05-04T18:18:16.430-07:00ARTIKEL BUDIDAYA TANAMAN KOPI<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><img src="http://img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" /> <style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <br />
Nama: yulianto<br />
<span style="font-size: 12pt;">Kelas : 3a3</span><br />
<span style="font-size: 12pt;">Nis :6567 </span><br />
<div style="text-align: center;"><span style="font-size: 12pt;"> BUDIDAYA T6ANAMAN KOPI</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyuiVaGwQWiB3OLSjE7l-rqEi2l6gXrB2MRoGni10b9gnitFAwJLLSsULvyZsnuSDiAJo2FPYrjYJPtbpf_MX9wkWxfECQfBWcmztt_uLRdoY5wa8Md-6E0fLp09EPIrHRqOa5hXrb_KZu/s1600/buah+kopi.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyuiVaGwQWiB3OLSjE7l-rqEi2l6gXrB2MRoGni10b9gnitFAwJLLSsULvyZsnuSDiAJo2FPYrjYJPtbpf_MX9wkWxfECQfBWcmztt_uLRdoY5wa8Md-6E0fLp09EPIrHRqOa5hXrb_KZu/s200/buah+kopi.jpg" width="200" /></a></div><span style="font-size: 12pt;"><br />
</span><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyuiVaGwQWiB3OLSjE7l-rqEi2l6gXrB2MRoGni10b9gnitFAwJLLSsULvyZsnuSDiAJo2FPYrjYJPtbpf_MX9wkWxfECQfBWcmztt_uLRdoY5wa8Md-6E0fLp09EPIrHRqOa5hXrb_KZu/s1600/buah+kopi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> </a></div><div style="margin: 5pt 0cm 12pt 54pt; text-indent: -36pt;"><strong><span style="font-family: Arial; font-size: 9pt;"><span>I.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></strong><strong><span style="font-family: Arial; font-size: 9pt;">PENDAHULUAN</span></strong></div><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial; font-size: 9pt;"><span> </span><span> </span></span></strong><span style="font-family: Arial; font-size: 9pt;">Tanaman Kopi merupakan tanaman yang sangat familiar di lahan pekarangan penduduk pedesaan di Indonesia. Jika potensi dahsyat ini bisa kita manfaatkan tidaklah sulit untuk menjadikan komoditi ini menjadi andalan di sektor perkebunan. Hanya butuh sedikit sentuhan teknis budidaya yang</span><span style="font-family: Arial; font-size: 9pt;"> tepat, niscaya harapan kita optimis menjadi kenyataan.</span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 9pt;"> </span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 9pt;"> PT. Natural Nusantara berusaha mewujudkan harapan bersama tersebut dengan paket panduan teknis dan produk tanpa melupakan Aspek K-3 yaitu kuantitas, kualitas dan kelestarian yang kini menjadi salah satu syarat persaingan di era globalisasi.</span> (untuk selengkapnya klik di :<a href="http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-kopi.html">YULIANTO</a>)</div><span style="font-family: Arial; font-size: 9pt;"></span></div><span style="font-family: Arial; font-size: 9pt;"> <br />
</span><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyuiVaGwQWiB3OLSjE7l-rqEi2l6gXrB2MRoGni10b9gnitFAwJLLSsULvyZsnuSDiAJo2FPYrjYJPtbpf_MX9wkWxfECQfBWcmztt_uLRdoY5wa8Md-6E0fLp09EPIrHRqOa5hXrb_KZu/s1600/buah+kopi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a></div><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><br />
</td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td></tr>
</tbody></table><span style="font-size: 12pt;"> </span><i><span style="font-size: 8pt;"></span></i> </div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15697467209717854469noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3963809645453241064.post-47593509968135500712011-03-19T06:58:00.001-07:002011-03-19T06:58:47.155-07:00fb<blockquote></blockquote>"http://www.facebook.com/album.php?id=100000859724525&aid=21219#!/permalink.php?story_fbid=191958174176172&id=100000859724525¬if_t=feed_comment"></blockquote></blockquote>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15697467209717854469noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3963809645453241064.post-21881235383269035862011-01-23T02:50:00.000-07:002011-01-26T06:58:01.256-07:00tugas 1<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://picasaweb.google.com/115526774367008241377/Anto_julay02?authkey=Gv1sRgCI378c2o26K5QA" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><a name='more'></a></a></div><div class="MsoNormal"><span style="font-size: 16pt;"><span style="color: red;"></span></span></div><blockquote><span style="font-size: 16pt;"><span style="color: red;">AGRONOMI</span> </span></blockquote><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 16pt;">Agronomi</span> adalah ilmu bercocok tanam. Cabang penting ilmu-ilmu pertanian ini merupakan salah satu ilmu terapan yang berbasis biologi/botani yang mempelajari pengaruh dan manipulasi berbagai komponen biotik (hidup) dan abiotik (tidak hidup) terhadap suatu individu atau sekumpulan individu tanaman untuk dimanfaatkan bagi kepentingan manusia. Cakupan aspek biotik meliputi individu itu sendiri, individu lain yang sejenis, atau individu lain yang berbeda jenis. Cakupan aspek abiotik meliputi semua komponen tidak hidup yang mempengaruhi kehidupan individu yang dipelajari, seperti tanah, cuaca dan iklim, topografi, dan kebijakan ekonomi-politik. </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">(id.wikipedia.org/wiki/Agronomi)<br />
<br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; text-indent: -18pt;"><b><u><span lang="FI" style="color: #333333; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 14pt;">Lingkup Agronomi</span></u></b><u><span style="color: #333333; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 9pt;"><o:p></o:p></span></u></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; text-indent: 36pt;"><span lang="FI" style="color: #333333; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 14pt;">Sejak dari bidang pemuliaan, sampai pengelolaan tanaman dan hal sangat luas, sejak benih tumbuh sampai pengelolaan lingkungannya.</span><span style="color: #333333; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 9.5pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;"><br />
</div></div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="margin: 12pt 0in;"><br />
</div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="margin: 12pt 0in;"><span style="font-size: 14pt;">PERKEMBANGAN PERTANIAN</span></div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="margin: 12pt 0in;"><br />
</div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="margin: 12pt 0in;"><span style="background-color: red;">Perkembangan</span> pertanian berhubungan erat dengan perkembangan dari setiap kondisi masyarakatnya.</div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="margin: 12pt 0in;">Contoh:</div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="margin: 12pt 0in;">1. Primitif masih dengan sistem berburu dengan mengumpulkan hasil hutan.</div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="margin: 12pt 0in;">2. Masyarakat yang sudah lebih maju misalnya didapatkannya api berpengaruh terhadap perkembangan pertanian.</div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="margin: 12pt 0in;">3. Setelah mengenal manajemen sederhana, juga berpengaruh dalam usaha peningkatan kualitas tanaman dan hewan, dimulai dari penjinakan, seleksi dan sampai ke adaptasi.</div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="margin: 12pt 0in;">sistem pertanian di indonesia</div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="margin: 12pt 0in;">Berdasar tingkat efisiensi teknologi yang diterapkan, ada beberapa sistem :</div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="margin: 12pt 0in;">1. Sistem ladang : belum berkembang, pengelolaan sangat sedikit, produktivitasnya tergantung lapisan humus awal.</div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="margin: 12pt 0in;">2. Sistem tegal pekarangan : di lahan kering , pengelolaannya masih rendah ,</div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="margin: 12pt 0in;">terdapat tanaman campuran, baik tahunan maupun musiman.</div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="margin: 12pt 0in;">3. Sistem Sawah : teknik budidaya tinggi , sistem pengelolaan yang sudah baik (tanah , air dan tanaman), stabilitas kesuburannya lebih baik.</div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="margin: 12pt 0in;">4. Sistem perkebunan : khusus tanaman perkebunan yang menghasilkan bahan-bahan yang dapat diekspor, tingkat manajemen sudah maju.<br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 18.0pt; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: -18.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-size: 19px; font-weight: bold; text-decoration: underline;"><br />
</span></div></div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="margin: 12pt 0in;"></div></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15697467209717854469noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3963809645453241064.post-8034950201187174342010-05-18T07:27:00.000-07:002010-05-18T07:27:00.136-07:00pestisidaHERBISIDA<br />
Herbisida merupakan bagian dari Pestisida. Pestisida berasal dari bahasa latin pestis dan caedo, diterjemahkan sebagai racun untuk mengendalikan jasad pengganggu. Jasad pengganggu pada tanaman disebut Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).<br />
<br />
Jenis-jenis pestisida<br />
1. Insektisida<br />
2. Fungisida<br />
3. Bakterisida<br />
4. Nematisida<br />
5. Akarisida atau Mitisida<br />
6. Rodentisida<br />
7. Moluskisida<br />
8. Herbisida<br />
9. Pestisida lain : Pisisida, Algasida, Avisida, Larvisida, Pedukulisida, Silvisida, Ovisida, Piscisida, Termisida.<br />
<br />
Herbisida adalah bahan secawa kimia beracun yang dapat dimanfaatkan untuk mengendaliakan tumbuhan pengganggu atau gulma.<br />
<br />
Akibat serangan gulma dapat menurunkan panen cukup besar. Hasil penelitian di AS gulma dapat menurunkan hasil pada kacang-kacangan (51,1%), jagung (45,6%), kentang 16,6%) dan padi (54,4%).<br />
<br />
Hasil penelitian di Indonesia pada tanaman padi bahwa gulma Marselia crenata menurunkan bobot gabah sebesar 19%, Monochoria dan Fimbristilis menurunkan bobot gabah sampai 54%.<br />
<br />
Aplikasi herbisida biasanya ditentukan oleh stadia pertumbuhan tanaman utama dan gulma. Ada beberapa macam herbisida bila dilihat dari waktu aplikasinya.<br />
<br />
1. Herbisida pra tanam (pre plant), diaplikasikan pada saat tanaman belum ditanam tetapi tanah sudah diolah<br />
<br />
2. Herbisida pra pengolahan tanah diaplikasikan pada vegetasi secara total agar mudah dalam pembersihan lahan<br />
<br />
3. Herbisida pra tumbuh (pre emergence) diaplikasikan setelah benih tanaman ditanam tetapi belum berkecambah dan gulmapun belum tumbuh<br />
<br />
4. Herbisida pasca tumbuh (post emergence) diaplikasikan pada saat gulma dan tanaman sudah lewat stadia perkecambahan. Jadi dapat diaplikasikan saat tanaman masih muda atau sudah tua.<br />
<br />
Ditinjau dari cara kerjanya, herbisida dibedakan atas herbisida kontak dan herbisida sistemik.<br />
<br />
1. Herbisida kontak, mematikan jaringan gulma yang terkena. Herbisida, diaplikasikan dengan penyemprotan dan sangat sesuai untuk mengendalikan gulma setahun atau semusim, misalnya ceplukan (Physalis angulata), babadotan (Ageratum conyzoides) dan bayam duri (Amaranthus spinosa).<br />
<br />
2. Herbisida sistemik, diabsorbsi oleh akar atau daun masuk ke dalam jaringan pembuluh kemudian ditranslokasikan ke bagian lain, sehingga gulma mengalami kematian total. Cara aplikasi herbisida dengan penyemprotan melalui daun atau penyiraman ke akar tanaman. Efektif untuk gulma tahunan (perennial weed), misal alang-alang, teki dan sembung darat.<br />
<br />
Pergerakan herbisida masuk ke dalam tubuh tanaman dengan duan cara kerja, yaitu selektif dan non selektif.<br />
<br />
1. Herbisida selektif, diaplikasikan pada berbagai tumbuhan tetapi hanya akan mematikan gulma dan relatif tidak mengganggu tanaman yang dibudidayakan.<br />
<br />
2. Herbisida non selektif, adalah herbisida yang diaplikasikan lewat tanah atau daun yang dapat mematikan hampir semua jenis tumbuhan.<br />
<br />
Formulasi Pestisida<br />
<br />
Formulasi pestisida yang dipasarkan terdiri atas bahan aktif (active ingredient) yang merupakan bahan utama pembunuh OPT dan bahan ramuan (inert ingredient).<br />
<br />
Bahan aktif digolongkan dalam kelompok organik sintetik, organik alamiah dan inorganik. Bahan ramuan dapat berupa bahan pembawa, pewarna, perekat, dan oroma,<br />
<br />
Beberapa formulasi atau bentuk pestisida yang beredar di Indonesia :<br />
<br />
1. Tepung hembus atau debu (dust = D)<br />
2. Butiran (granule = G)<br />
3. Tepung yang dapat disuspensikan dalam air (wettable powder = WP)<br />
4. Tepung yang larut dalam air (water soluble powder = SP)<br />
5. Cairan (emulsifiable concentrate = EC)<br />
6. Ultra Low Volume (ULV)<br />
7. Solution (S)<br />
8. Aerosol (A)<br />
9. Umpan beracun (poisonous bait = B)<br />
10. Powder concentrate (PC)<br />
11. Ready Mix Bait (RDM)<br />
12. Pekatan yang dapat larut dalam air (water soluble concentrate = WSC)<br />
13. Seed Treatment (ST)<br />
14. Larutan dalam air (aqueous solution = AS)<br />
<br />
<br />
Istilah dalam aplkasi pestisida<br />
<br />
1. Cairan semprot, adalah bentuk pestisida yang telah diencerkan atau dilarutkan di dalam air sesuai dengan kepekatan yang dikehendaki.<br />
<br />
2. Konsentrasi, tingkat kepekatan cairan semprot dan satuan yang digunakan adalah cc/lt atau gr/lt, misal 2cc/lt air atau 3gr/lt air<br />
<br />
3. Dosis, banyaknya pestisida yang digunakan dalam per luasan areal, misal : gr/ m2, kg/ha, lt/ha.<br />
<br />
4. Volume semprot adalah cairan semprot yang digunakan per satuan luas areal, misal pestisida X menggunakan dosis 0,5 lt/ha dengan volume semprot 400 lt air/ha, maka konsentrasi formulasi 500/400 = 1,25 cc/lt atau setara dengan 0,125%<br />
<br />
<br />
<br />
MATERI PRAKTIKUM<br />
<br />
<br />
KALIBRASI<br />
<br />
Diketahui kecepatan keluarnya cairan semprot dari alat penyemprot (noozle) (V) = 1 liter /mnt. Jarak semprotan yang efektif (M) = 2 meter. Volume larutan per hektar (Q) 1.000 liter/ha. Kapasitas alat penyemprot atau tangki (A) = 10 liter. Berapa kecepatan jalan penyemprot (S) dan berapa luas areal penyemprotan untuk satu tengki.<br />
<br />
Untuk keperluan perhitungan dapat dipergunakan rumus sebagai berikut<br />
<br />
L x V<br />
Q = ---------<br />
N x S<br />
<br />
Keterangan :<br />
Q = volume larutan per hektar<br />
L = luas areal dalam hektar<br />
V = kecepatan keluarnya cairan semprot<br />
N = jarak penyemprotan yang efektif<br />
S = kecepatan jalan penyemprot<br />
<br />
Dari soal tersebut di atas diketahui ; Q =1000 liter/ha; L = 10000 /m2 ; V = 1 liter /mnt; M = 2 meter dan S = kecepatan jalan penyemprot (yang dicari)<br />
<br />
L x V<br />
Q = ---------<br />
N x S<br />
<br />
10.000 m2 x 1 liter/mnt<br />
1.000 = ------------------------------<br />
2 m x S<br />
<br />
2000 m S = 10000 m2 liter/mnt<br />
<br />
10.000 m2 .liter/mnt<br />
S = ------------------------------- = 5 m/mnt<br />
2000 m<br />
<br />
Jadi kecepatan jalan penyemprot adalah 5 m/mnt<br />
<br />
<br />
Untuk menghitung luas areal penyemprotan per 1 tengki penyemprot digunakan rumus sebagai berikut :<br />
<br />
A<br />
B = --------- x L<br />
Q<br />
Keterangan :<br />
B = Luas areal penyemprotan untuk 1 tengki (m2)<br />
A = kapasitas alat penyemprot (liter)<br />
Q = volume larutan per hektar (liter/ha)<br />
L = Luas areal yang akan disemprot<br />
<br />
A<br />
B = --------- x L<br />
Q<br />
<br />
10 liter<br />
B = ----------------- x 10.000 m2<br />
1000 liter<br />
<br />
<br />
S = 100 m2<br />
<br />
Jadi areal yang akan disemprot seluas 100 m2.<br />
<br />
<br />
MENGITUNG KEBUTUHAN HERBISIDA<br />
<br />
Berapa kg herbisida Basfapon 85 SP yang diperlukan untuk membuat 100 liter cairan semprot yang mempunyai konsentrasi formulasi 0,2 % dengan bahan pelarut air.<br />
<br />
Cara menghitung kebutuhan herbisida Basfapon 85 SP sebagai berikut:<br />
<br />
1. a kg Basfapon 85 SP mengandung bahan aktif 85 / 100 x a kg<br />
<br />
2. 100 liter cairan semprot dengan konsentrasi formualsi 0,2% harus mengandung 0,2 /100 x 100 kg (100 liter air mempunyai bobot 100 kg karena BJ air = 1) atau setara dengan 0,2 kg = 200 gram<br />
<br />
3. Bahan aktif Basfapon 85 SP adalah 85/100 a = 200 gram<br />
<br />
4. a = 100/85 x 200 gram = 235,3 gram dibulatkan 235 gram<br />
<br />
5. Jadi herbisida Basfapon 85 SP yang dibutuhkan sebanyak 235 gram.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15697467209717854469noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3963809645453241064.post-78215354481083258232010-05-18T06:06:00.001-07:002010-05-18T06:06:38.873-07:00PETUNJUK PENGGUNAANPENDAHULUAN<br />
<br />
Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, kemudian nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan.<br />
<br />
BBagi kehidupan rumah tangga, yang dimaksud hama adalah meliputi semua hewan yang mengganggu kesejahteraan hidupnya, seperti lalat, nyamuk, kecoak, ngengat, kumbang, siput, kutu, tungau, ulat, rayap, ganggang serta kehidupan lainnya yang terbukti mengganggu kesejahteraannya.<br />
<br />
Pestisida juga diartikan sebagai substansi kimia dan bahan lain yang mengatur dan atau menstimulir pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman.<br />
Sesuai konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), penggunaan pestisida ditujukan bukan untuk memberantas atau membunuh hama, namun lebih dititiberatkan untuk mengendalikan hama sedemikian rupa hingga berada dibawah batas ambang ekonomi atau ambang kendali. <br />
<br />
Di Indonesia untuk keperluan perlindungan tanaman, khususnya untuk pertanian dan kehutanan pada tahun 2008 hingga kwartal I tercatat 1702 formulasi yang telah terdaftar dan diizinkan penggunaannya. Sedangkan bahan aktif yang terdaftar telah mencapai 353 jenis.<br />
<br />
Dalam pengendalian hama tanaman secara terpadu, pestisida adalah sebagai alternatif terakhir. Dan belajar dari pengalaman, Pemerintah saat ini tidak lagi memberi subsidi terhadap pestisida . Namun kenyataannya di lapangan petani masih banyak menggunakannya. Menyikapi hal ini, yang terpenting adalah baik pemerintah maupun swasta terus menerus memberi penyuluhan tentang bagaimana penggunaan pestisida secara aman dan benar. Aman terhadap diri dan lingkungannya, benar dalam arti 5 tepat (tepat jenis pestisida, tepat cara aplikasi, tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat takaran). <br />
<br />
PERATURAN PEMERINTAH NO. 7 TAHUN 1973<br />
<br />
Untuk melindungi keselamatan manusia dan sumber-sumber kekayaan alam khususnya kekayaan alam hayati, dan supaya pestisida dapat digunakan efektif, maka peredaran, penyimpanan dan penggunaan pestisida diatur dengan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1973. Dalam peraturan tersebut antara lain ditentukan bahwa:<br />
<br />
* tiap pestisida harus didaftarkan kepada Menteri Pertanian melalui Komisi Pestisida untuk dimintakan izin penggunaannya<br />
* hanya pestisida yang penggunaannya terdaftar dan atau diizinkan oleh Menteri Pertanian boleh disimpan, diedarkan dan digunakan<br />
* pestisida yang penggunaannya terdaftar dan atau diizinkan oleh Menteri Pertanian hanya boleh disimpan, diedarkan dan digunakan menurut ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam izin pestisida itu<br />
* tiap pestisida harus diberi label dalam bahasa Indonesia yang berisi keterangan-keterangan yang dimaksud dalam surat Keputusan Menteri Pertanian No. 429/ Kpts/Mm/1/1973 dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam pendaftaran dan izin masing-masing pestisida. <br />
<br />
Dalam peraturan pemerintah tersebut yang disebut sebagai pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk:<br />
<br />
* memberantas atau mencegah hama atau penyakit yang merusak tanaman, bagian tanaman atau hasil pertanian<br />
* memberantas gulma<br />
* mematikan daun dan mencegah pertumbuhan tanaman yang tidak diinginkan<br />
* mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian tanaman, kecuali yang tergolong pupuk<br />
* memberantas atau mencegah hama luar pada ternak dan hewan piaraan<br />
* memberantas atau mencegah hama air<br />
* memberantas atau mencegah binatang dan jasad renik dalam rumah tangga<br />
* memberantas atau mencegah binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang dilindungi, dengan penggunaan pada tanaman, tanah dan air. <br />
<br />
Sesuai dengan definisi tersebut di atas maka suatu bahan akan termasuk dalam pengertian pestisida apabila bahan tersebut dibuat, diedarkan atau disimpan untuk maksud penggunaan seperti tersebut di atas.<br />
<br />
Sedangkan menurut The United States Federal Environmental Pesticide Control Act, pestisida adalah semua zat atau campuran zat yang khusus untuk memberantas atau mencegah gangguan serangga, binatang pengerat, nematoda, cendawan, gulma, virus, bakteri, jasad renik yang dianggap hama kecuali virus, bakteria atau jasad renik yang terdapat pada manusia dan binatang lainnya. Atau semua zat atau campuran zat yang digunakan sebagai pengatur pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman.<br />
<br />
PERANAN PESTISIDA<br />
<br />
Pestisida tidak hanya berperan dalam mengendalikan jasad-jasad pengganggu dalam bidang pertanian saja, namun juga diperlukan dalam bidang kehutanan terutama untuk pengawetan kayu dan hasil hutan yang lainnya, dalam bidang kesehatan dan rumah tangga untuk mengendalikan vektor (penular) penyakit manusia dan binatang pengganggu kenyamanan lingkungan, dalam bidang perumahan terutama untuk pengendalian rayap atau gangguan serangga yang lain.<br />
<br />
Pada umumnya pestisida yang digunakan untuk pengendalian jasad pengganggu tersebut adalah racun yang berbahaya, tentu saja dapat mengancam kesehatan manusia. Untuk itu penggunaan pestisida yang tidak bijaksana jelas akan menimbulkan efek samping bagi kesehatan manusia, sumber daya hayati dan lingkungan pada umumnya.<br />
<br />
Dalam bidang pertanian pestisida merupakan sarana untuk membunuh hama-hama tanaman. Dalam konsep Pengendalian Terpadu Hama, pestisida berperan sebagai salah satu komponen pengendalian. Prinsip penggunaannya adalah:<br />
<br />
* harus kompatibel dengan komponen pengendalian lain, seperti komponen hayati<br />
* efisien untuk mengendalikan hama tertentu<br />
* meninggalkan residu dalam waktu yang tidak diperlukan<br />
* tidak boleh persistent, jadi harus mudah terurai<br />
* dalam perdagangan (transport, penyimpanan, pengepakan, labeling) harus memenuhi persyaratan keamanan yang maksimum<br />
* harus tersedia antidote untuk pestisida tersebut<br />
* sejauh mungkin harus aman bagi lingkungan fisik dan biota<br />
* relatif aman bagi pemakai (LD50 dermal dan oral relatif tinggi)<br />
* harga terjangkau bagi petani. <br />
<br />
Idealnya teknologi pertanian maju tidak memakai pestisida. Tetapi sampai saat ini belum ada teknologi yang demikian. Pestisida masih diperlukan, bahkan penggunaannya semakin meningkat. Pengalaman di Indonesia dalam menggunakan pestisida untuk program intensifikasi, ternyata pestisida dapat membantu mengatasi masalah hama padi. Pestisida dengan cepat menurunkan populasi hama, hingga meluasnya serangan dapat dicegah, dan kehilangan hasil karena hama dapat ditekan.<br />
<br />
Pengalaman di Amerika Latin menunjukkan bahwa dengan menggunakan pestisida dapat meningkatkan hasil 40 persen pada tanaman coklat. Di Pakistan dengan menggunakan pestisida dapat menaikkan hasil 33 persen pada tanaman tebu, dan berdasarkan catatan dari FAO penggunaan pestisida dapat menyelamatkan hasil 50 persen pada tanaman kapas.<br />
<br />
Dengan melihat besarnya kehilangan hasil yang dapat diselamatkan berkat penggunaan pestisida, maka dapat dikatakan bahwa peranan pestisida sangat besar dan merupakan sarana penting yang sangat diperlukan dalam bidang pertanian. Usaha intensifikasi pertanian yang dilakukan dengan menerapkan berbagai teknologi maju seperti penggunaan pupuk, varietas unggul, perbaikan pengairan dan pola tanam akan menyebabkan perubahan ekosistem yang sering diikuti oleh meningkatnya problema serangan jasad pengganggu. Demikian pula usaha ekstensifikasi pertanian dengan membuka lahan pertanian baru, yang berarti melakukan perombakan ekosistem, sering kali diikuti dengan timbulnya masalah serangan jasad pengganggu. Dan tampaknya saat ini yang dapat diandalkan untuk melawan jasad pengganggu tersebut yang paling manjur hanya pestisida. Memang tersedia cara lainnya, namun tidak mudah untuk dilakukan, kadang-kadang memerlukan tenaga yang banyak, waktu dan biaya yang besar, hanya dapat dilakukan dalam kondisi tertentu yang tidak dapat diharapkan efektifitasnya. Pestisida saat ini masih berperan besar dalam menyelamatkan kehilangan hasil yang disebabkan oleh jasad pengganggu.<br />
<br />
MACAM DAN CONTOH NAMA PESTISIDA<br />
<br />
Pestisida dapat digolongkan menjadi bermacam-macam dengan berdasarkan fungsi dan asal katanya. Penggolongan tersebut disajikan sbb.:<br />
<br />
* Akarisida, berasal dari kata akari yang dalam bahasa Yunani berarti tungau atau kutu. Akarisida sering juga disebut sebagai mitesida. Fungsinya untuk membunuh tungau atau kutu.<br />
* Algisida, berasal dari kata alga yang dalam bahasa latinnya berarti ganggang laut. Berfungsi untuk melawan alge.<br />
* Avisida, berasal dari kata avis yang dalam bahasa latinnya berarti burung. Berfungsi sebagai pembunuh atau zat penolak burung serta pengontrol populasi burung.<br />
* Bakterisida, berasal dari kata latin bacterium atau kata Yunani bacron. Berfungsi untuk melawan bakteri.<br />
* Fungisida, berasal dari kata latin fungus atau kata Yunani spongos yang berarti jamur. Berfungsi untuk membunuh jamur atau cendawan.<br />
* Herbisida, berasal dari kata latin herba yang berarti tanaman setahun. Berfungsi membunuh gulma (tumbuhan pengganggu).<br />
* Insektisida, berasal dari kata latin insectum yang berarti potongan, keratan atau segmen tubuh. Berfungsi untuk membunuh serangga.<br />
* Larvisida, berasal dari kata Yunani lar. Berfungsi untuk membunuh ulat atau larva.<br />
* Molluksisida, berasal dari kata Yunani molluscus yang berarti berselubung tipis lembek. Berfungsi untuk membunuh siput.<br />
* Nematisida, berasal dari kata latin nematoda atau bahasa Yunani nema yang berarti benang. Berfungsi untuk membunuh nematoda (semacam cacing yang hidup di akar).<br />
* Ovisida, berasal dari kata latin ovum yang berarti telur. Berfungsi untuk membunuh telur.<br />
* Pedukulisida, berasal dari kata latin pedis berarti kutu, tuma. Berfungsi untuk membunuh kutu atau tuma.<br />
* Piscisida, berasal dari kata Yunani piscis yang berarti ikan. Berfungsi untuk membunuh ikan.<br />
* Rodentisida, berasal dari kata Yunani rodera yang berarti pengerat. Berfungsi untuk membunuh binatang pengerat, seperti tikus.<br />
* Predisida, berasal dari kata Yunani praeda yang berarti pemangsa. Berfungsi untuk membunuh pemangsa (predator).<br />
* Silvisida, berasal dari kata latin silva yang berarti hutan. Berfungsi untuk membunuh pohon.<br />
* Termisida, berasal dari kata Yunani termes yang berarti serangga pelubang daun. Berfungsi untuk membunuh rayap. <br />
<br />
Berikut ini beberapa bahan kimia yang termasuk pestisida, namun namanya tidak menggunakan akhiran sida:<br />
<br />
* Atraktan, zat kimia yang baunya dapat menyebabkan serangga menjadi tertarik. Sehingga dapat digunakan sebagai penarik serangga dan menangkapnya dengan perangkap.<br />
* Kemosterilan, zat yang berfungsi untuk mensterilkan serangga atau hewan bertulang belakang.<br />
* Defoliant, zat yang dipergunakan untuk menggugurkan daun supaya memudahkan panen, digunakan pada tanaman kapas dan kedelai.<br />
* Desiccant. zat yang digunakan untuk mengeringkan daun atau bagian tanaman lainnya.<br />
* Disinfektan, zat yang digunakan untuk membasmi atau menginaktifkan mikroorganisme.<br />
* Zat pengatur tumbuh. Zat yang dapat memperlambat, mempercepat dan menghentikan pertumbuhan tanaman.<br />
* Repellent, zat yang berfungsi sebagai penolak atau penghalau serangga atau hama yang lainnya. Contohnya kamper untuk penolak kutu, minyak sereb untuk penolak nyamuk.<br />
* Sterilan tanah, zat yang berfungsi untuk mensterilkan tanah dari jasad renik atau biji gulma.<br />
* Pengawet kayu, biasanya digunakan pentaclilorophenol (PCP).<br />
* Stiker, zat yang berguna sebagai perekat pestisida supaya tahan terhadap angin dan hujan.<br />
* Surfaktan dan agen penyebar, zat untuk meratakan pestisida pada permukaan daun.<br />
* Inhibitor, zat untuk menekan pertumbuhan batang dan tunas.<br />
* Stimulan tanaman, zat yang berfungsi untuk menguatkan pertumbuhan dan memastikan terjadinya buah. <br />
<br />
<br />
FORMULASI PESTISIDA<br />
<br />
Pestisida sebelum digunakan harus diformulasi terlebih dahulu. Pestisida dalam bentuk murni biasanya diproduksi oleh pabrik bahan dasar, kemudian dapat diformulasi sendiri atau dikirim ke formulator lain. Oleh formulator baru diberi nama. Berikut ini beberapa formulasi pestisida yang sering dijumpai:<br />
<br />
1. Cairan emulsi (emulsifiable concentrates/emulsible concentrates)<br />
Pestisida yang berformulasi cairan emulsi meliputi pestisida yang di belakang nama dagang diikuti oleb singkatan ES (emulsifiable solution), WSC (water soluble concentrate). B (emulsifiable) dan S (solution). Biasanya di muka singkatan tersebut tercantum angka yang menunjukkan besarnya persentase bahan aktif. Bila angka tersebut lebih dari 90 persen berarti pestisida tersebut tergolong murni. Komposisi pestisida cair biasanya terdiri dari tiga komponen, yaitu bahan aktif, pelarut serta bahan perata. Pestisida golongan ini disebut bentuk cairan emulsi karena berupa cairan pekat yang dapat dicampur dengan air dan akan membentuk emulsi.<br />
2. Butiran (granulars)<br />
Formulasi butiran biasanya hanya digunakan pada bidang pertanian sebagai insektisida sistemik. Dapat digunakan bersamaan waktu tanam untuk melindungi tanaman pada umur awal. Komposisi pestisida butiran biasanya terdiri atas bahan aktif, bahan pembawa yang terdiri atas talek dan kuarsa serta bahan perekat. Komposisi bahan aktif biasanya berkisar 2-25 persen, dengan ukuran butiran 20-80 mesh. Aplikasi pestisida butiran lebih mudah bila dibanding dengan formulasi lain. Pestisida formulasi butiran di belakang nama dagang biasanya tercantum singkatan G atau WDG (water dispersible granule).<br />
3. Debu (dust)<br />
Komposisi pestisida formulasi debu ini biasanya terdiri atas bahan aktif dan zat pembawa seperti talek. Dalam bidang pertanian pestisida formulasi debu ini kurang banyak digunakan, karena kurang efisien. Hanya berkisar 10-40 persen saja apabila pestisida formulasi debu ini diaplikasikan dapat mengenai sasaran (tanaman).<br />
4. Tepung (powder)<br />
Komposisi pestisida formulasi tepung pada umumnya terdiri atas bahan aktif dan bahan pembawa seperti tanah hat atau talek (biasanya 50-75 persen). Untuk mengenal pestisida formulasi tepung, biasanya di belakang nama dagang tercantum singkatan WP (wettable powder) atau WSP (water soluble powder).<br />
5. Oli (oil)<br />
Pestisida formulasi oli biasanya dapat dikenal dengan singkatan SCO (solluble concentrate in oil). Biasanya dicampur dengan larutan minyak seperti xilen, karosen atau aminoester. Dapat digunakan seperti penyemprotan ULV (ultra low volume) dengan menggunakan atomizer. Formulasi ini sering digunakan pada tanaman kapas.<br />
6. Fumigansia (fumigant)<br />
Pestisida ini berupa zat kimia yang dapat menghasilkan uap, gas, bau, asap yang berfungsi untuk membunuh hama. Biasanya digunakan di gudang penyimpanan. <br />
<br />
<br />
KIMIA PESTISIDA<br />
<br />
Pestisida tersusun dan unsur kimia yang jumlahnya tidak kurang dari 105 unsur. Namun yang sering digunakan sebagai unsur pestisida adalah 21 unsur. Unsur atau atom yang lebih sering dipakai adalah carbon, hydrogen, oxigen, nitrogen, phosphor, chlorine dan sulfur. Sedangkan yang berasal dari logam atau semi logam adalah ferum, cuprum, mercury, zinc dan arsenic.<br />
<br />
1. Sifat pestisida<br />
Setiap pestisida mempunyai sifat yang berbeda. Sifat pestisida yang sering ditemukan adalah daya, toksisitas, rumus empiris, rumus bangun, formulasi, berat molekul dan titik didih.<br />
2. Tata Nama Pestisida<br />
Pengetahuan pestisida juga meliputi struktur dan cara pemberian nama atau dikenal dengan tata nama.<br />
3. Cara Kerja Pestisida<br />
* Pestisida kontak, berarti mempunyai daya bunuh setelah tubuh jasad terkena sasaran.<br />
* Pestisida fumigan, berarti mempunyai daya bunuh setelah jasad sasaran terkena uap atau gas<br />
* Pestisida sistemik, berarti dapat ditranslokasikan ke berbagai bagian tanaman melalui jaringan. Hama akan mati kalau mengisap cairan tanaman.<br />
* Pestisida lambung, berarti mempunyai daya bunuh setelah jasad sasaran memakan pestisida. <br />
<br />
CARA PENGGUNAAN PESTISIDA<br />
<br />
Cara penggunaan pestisida yang tepat merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan pengendalian hama. Walaupun jenis obatnya manjur, namun karena penggunaannya tidak benar, maka menyebabkan sia-sianya penyemprotan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pestisida, di antaranya adalah keadaan angin, suhu udara, kelembapan dan curah hujan. Angin yang tenang dan stabil akan mengurangi pelayangan partikel pestisida di udara. Apabila suhu di bagian bawah lebih panas, pestisida akan naik bergerak ke atas. Demikian pula kelembapan yang tinggi akan mempermudah terjadinya hidrolisis partikel pestisida yang menyebabkan kurangnya daya racun. Sedang curah hujan dapat menyebabkan pencucian pestisida, selanjutnya daya kerja pestisida berkurang.<br />
<br />
Hal-hal teknis yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pestisida adalah ketepatan penentuan dosis. Dosis yang terlalu tinggi akan menyebabkan pemborosan pestisida, di samping merusak lingkungan. Dosis yang terlalu rendah menyebabkan hama sasaran tidak mati. Di samping berakibat mempercepat timbulnya resistensi.<br />
<br />
1. Dosis pestisida<br />
Dosis adalah jumlah pestisida dalam liter atau kilogram yang digunakan untuk mengendalikan hama tiap satuan luas tertentu atau tiap tanaman yang dilakukan dalam satu kali aplikasi atau lebih. Ada pula yang mengartikan dosis adalah jumlah pestisida yang telah dicampur atau diencerkan dengan air yang digunakan untuk menyemprot hama dengan satuan luas tertentu. Dosis bahan aktif adalah jumlah bahan aktif pestisida yang dibutuhkan untuk keperluan satuan luas atau satuan volume larutan. Besarnya suatu dosis pestisida biasanya tercantum dalam label pestisida.<br />
2. Konsentrasi pestisida<br />
Ada tiga macam konsentrasi yang perlu diperhatikan dalam hal penggunaan pestisida<br />
* Konsentrasi bahan aktif, yaitu persentase bahan aktif suatu pestisida dalam larutan yang sudah dicampur dengan air.<br />
* Konsentrasi formulasi, yaitu banyaknya pestisida dalam cc atau gram setiap liter air.<br />
* Konsentrasi larutan atau konsentrasi pestisida, yaitu persentase kandungan pestisida dalam suatu larutan jadi. <br />
3. Alat semprot<br />
Alat untuk aplikasi pestisida terdiri atas bermacam-macam seperti knapsack sprayer (high volume) biasanya dengan volume larutan konsentrasi sekitar 500 liter. Mist blower (low volume) biasanya dengan volume larutan konsentrasi sekitar 100 liter. Dan Atomizer (ultra low volume) biasanya kurang dari 5 liter.<br />
4. Ukuran droplet<br />
Ada bermacam-macam ukuran droplet:<br />
Veri coarse spray <br />
lebih 300 µm<br />
Coarse spray <br />
400-500 µm<br />
Medium spray <br />
250-400 µm<br />
Fine spray <br />
100-250 µm<br />
Mist <br />
50-100 µm<br />
Aerosol <br />
0,1-50 µm<br />
Fog <br />
5-15 µm<br />
<br />
5. Ukuran partikel<br />
Ada bermacam-macam ukuran partikel:<br />
Macrogranules <br />
lebih 300 µm<br />
Microgranules <br />
100-300 µm<br />
Coarse dusts <br />
44-100 µm<br />
Fine dusts <br />
kurang 44 µm<br />
Smoke <br />
0,001-0,1 µm<br />
<br />
6. Ukuran molekul hanya ada satu macam, yatu kurang 0,001 µm <br />
<br />
PETUNJUK PENGGUNAAN PESTISIDA<br />
<br />
1. Memilih pestisida<br />
Di pasaran banyak dijual formulasi pestisida yang satu sama lain dapat berbeda nama dagangnya, walaupun mempunyai bahan aktif yang sama. Untuk memilih pestisida, pertama yang harus diingat adalah jenis jasad pengganggu yang akan dikendahikan. Hal tersebut penting karena masing-masing formulasi pestisida hanya manjur untuk jenis jasad pengganggu tertentu. Maka formulasi pestisida yang dipilih harus sesuai dengan jasad pengganggu yang akan dikendalikan. Untuk mempermudah dalam memilih pestisida dapat dibaca pada masing-masing label yang tercantum dalam setiap pestisida. Dalam label tersebut tercantumjenis-jenis jasad pengganggu yang dapat dikendahikan. Juga tercantum cara penggunaan dan bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan.<br />
Untuk menjaga kemanjuran pestisida, maka sebaiknya belilah pestisida yang telah terdaftar dan diizinkan oleb Departemen Pertanian yang dilengkapi dengan wadah atau pembungkus asli dan label resmi. Pestisida yang tidak diwadah dan tidak berlabel tidak dijamin kemanjurannya.<br />
2. Menyimpan pestisida<br />
Pestisida senantiasa harus disimpan dalam keadaan baik, dengan wadah atau pembungkus asli, tertutup rapat, tidak bocor atau rusak. Sertakan pula label asli beserta keterangan yang jelas dan lengkap. Dapat disimpan dalam tempat yang khusus yang dapat dikunci, sehingga anak-anak tidak mungkin menjangkaunya, demikian pula hewan piaraan atau temak. Jauhkan dari tempat minuman, makanan dan sumber api. Buatlah ruang yang terkunci tersebut dengan ventilasi yang baik. Tidak terkena langsung sinar matahari dan ruangan tidak bocor karena air hujan. Hal tersebut kesemuanya dapat menyebabkan penurunan kemanjuran pestisida.<br />
Untuk berjaga-jaga apabila sewaktu-waktu pestisida tumpah, maka harus disediakan air dan sabun ditergent, beserta pasir, kapur, serbuk gergaji atau tanah sebagai penyerap pestisida. Sediakan pula wadah yang kosong, sewaktu-waktu untuk mengganti wadah pestisida yang bocor.<br />
3. Menggunakan pestisida<br />
Untuk menggunakan pestisida harus diingat beberapa hal yang harus diperhatikan:<br />
* Pestisida digunakan apabila diperlukan<br />
* Sebaiknya makan dan minum secukupnya sebelum bekerja dengan pestisida<br />
* Harus mengikuti petunjuk yang tercantum dalam label<br />
* Anak-anak tidak diperkenankan menggunakan pestisida, demikian pula wanita hamil dan orang yang tidak baik kesehatannya<br />
* Apabila terjadi luka, tutuplah luka tersebut, karena pestisida dapat terserap melalui luka<br />
* Gunakan perlengkapan khusus, pakaian lengan panjang dan kaki, sarung tangan, sepatu kebun, kacamata, penutup hidung dan rambut dan atribut lain yang diperlukan<br />
* Hati-hati bekerja dengan pestisida, lebih-lebih pestisida yang konsentrasinya pekat. Tidak boleh sambil makan dan minum<br />
* Jangan mencium pestisida, karena pestisida sangat berbahaya apabila tercium<br />
* Sebaiknya pada waktu pengenceran atau pencampuran pestisida dilakukan di tempat terbuka. Gunakan selalu alat-alat yang bersih dan alat khusus<br />
* Dalam mencampur pestisida sesuaikan dengan takaran yang dianjurkan. Jangan berlebih atau kurang<br />
* Tidak diperkenankan mencampur pestisida lebih dari satu macam, kecuali dianjurkan<br />
* Jangan menyemprot atau menabur pestisida pada waktu akan turun hujan, cuaca panas, angin kencang dan arah semprotan atau sebaran berlawanan arah angin. Bila tidak enak badan berhentilah bekerja dan istirahat secukupnya<br />
* Wadah bekas pestisida harus dirusak atau dibenamkan, dibakar supaya tidak digunakan oleh orang lain untuk tempat makanan maupun minuman<br />
* Pasanglah tanda peringatan di tempat yang baru diperlakukan dengan pestisida<br />
* Setelah bekerja dengan pestisida, semua peralatan harus dibersihkan, demikian pula pakaian-pakaian, dan mandilah dengan sabun sebersih mungkin.<br />
<br />
PETUNJUK KEAMANAN, PERTOLONGAN PERTAMA PADA KERACUNAN<br />
<br />
* Petunjuk Keamanan<br />
o Jangan makan/minum atau merokok pada waktu bekerja.<br />
o Pakailah sarung tangan, pelindung tubuh, topeng muka, gunakan pakaian berlengan panjang /celana panjang serta jauhkan dari nyala api pada waktu membuka wadah dan memindahkan pada waktu bekerja<br />
o Sebelum makan, minum atau merokok dan setelah bekerja, cucilah tangan atau kulit yang terkena insektisida ini dengan air sabun, yang banyak, jangan menggunakan insektisida ini 10 hari sebelum tanaman dipanen untuk tanaman pangan.<br />
o Setelah digunakan cucilah dengan air semua peralatan semprot dan pakaian pelindung jangan mencemari kolam, perairan dan sumber air lainnya dengan insektisida ini atau wadah bekasnya.<br />
o Simpan insektisida ini secara tertutup rapat di tempat sejuk dan kering, jauh dari bahan makanan, api, sumber air dan jangkauan anak-anak.<br />
o Rusakkanlah wadah bekasnya, kemudian tanamlah sekurang-kurangnya 0,5 meter di dalam tanah dan jauh dari sumber air.<br />
<br />
* Gejala Dini Keracunan<br />
o Kulit atau mata terasa gatal atau terbakar, pusing, sakit kepala, banyak menimbulkan keringat, mual, mencret,badan gemetar, pingsan.<br />
o Apabila satu atau lebih gejala tersebut timbul, segera berhenti bekerja, lakukan tindakan pertolongan pertama dan pergilah ke Puskesmas/dokter terdekat.<br />
<br />
* Petunjuk Pertolongan Pertama pada Keracunan<br />
o Tanggalkan pakaian yang terkena insektisida ini.<br />
o Apabila kulit terkena, segera cuci dengan sabun dan air yang banyak.<br />
o Apabila mata terkena, cucilah segera dengan air bersih selama sedikitnya 15 menit.<br />
o Apabila tertelan dan penderita masih sadar, segera usahakan permuntahan dengan memberikan segelas air hangat yang diberi 1 sendok garam dapur atau dengan cara menggelitik tenggorokan penderita dengan jari tangan yang bersih sampai cairan muntahan menjadi jernih.<br />
o Jangan memberi sesuatu melalui mulut kepada penderita yang pingsan/tidak sadar.<br />
o Apabila terhisap segera dibawa ke ruangan yang berudara sejuk/segar, apabila perlu berikan pernafasan buatan melalui mulut atau dengan pemberian oksigen.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15697467209717854469noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3963809645453241064.post-32104911671908612462010-05-18T06:05:00.001-07:002010-05-18T06:05:36.222-07:00KIMIA DAN CARA PENGGUNAANKIMIA PESTISIDA<br />
<br />
Pestisida tersusun dan unsur kimia yang jumlahnya tidak kurang dari 105 unsur. Namun yang sering digunakan sebagai unsur pestisida adalah 21 unsur. Unsur atau atom yang lebih sering dipakai adalah carbon, hydrogen, oxigen, nitrogen, phosphor, chlorine dan sulfur. Sedangkan yang berasal dari logam atau semi logam adalah ferum, cuprum, mercury, zinc dan arsenic.<br />
<br />
1. Sifat pestisida<br />
Setiap pestisida mempunyai sifat yang berbeda. Sifat pestisida yang sering ditemukan adalah daya, toksisitas, rumus empiris, rumus bangun, formulasi, berat molekul dan titik didih.<br />
2. Tata Nama Pestisida<br />
Pengetahuan pestisida juga meliputi struktur dan cara pemberian nama atau dikenal dengan tata nama.<br />
3. Cara Kerja Pestisida<br />
* Pestisida kontak, berarti mempunyai daya bunuh setelah tubuh jasad terkena sasaran.<br />
* Pestisida fumigan, berarti mempunyai daya bunuh setelah jasad sasaran terkena uap atau gas<br />
* Pestisida sistemik, berarti dapat ditranslokasikan ke berbagai bagian tanaman melalui jaringan. Hama akan mati kalau mengisap cairan tanaman.<br />
* Pestisida lambung, berarti mempunyai daya bunuh setelah jasad sasaran memakan pestisida. <br />
<br />
CARA PENGGUNAAN PESTISIDA<br />
<br />
Cara penggunaan pestisida yang tepat merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan pengendalian hama. Walaupun jenis obatnya manjur, namun karena penggunaannya tidak benar, maka menyebabkan sia-sianya penyemprotan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pestisida, di antaranya adalah keadaan angin, suhu udara, kelembapan dan curah hujan. Angin yang tenang dan stabil akan mengurangi pelayangan partikel pestisida di udara. Apabila suhu di bagian bawah lebih panas, pestisida akan naik bergerak ke atas. Demikian pula kelembapan yang tinggi akan mempermudah terjadinya hidrolisis partikel pestisida yang menyebabkan kurangnya daya racun. Sedang curah hujan dapat menyebabkan pencucian pestisida, selanjutnya daya kerja pestisida berkurang.<br />
<br />
Hal-hal teknis yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pestisida adalah ketepatan penentuan dosis. Dosis yang terlalu tinggi akan menyebabkan pemborosan pestisida, di samping merusak lingkungan. Dosis yang terlalu rendah menyebabkan hama sasaran tidak mati. Di samping berakibat mempercepat timbulnya resistensi.<br />
<br />
1. Dosis pestisida<br />
Dosis adalah jumlah pestisida dalam liter atau kilogram yang digunakan untuk mengendalikan hama tiap satuan luas tertentu atau tiap tanaman yang dilakukan dalam satu kali aplikasi atau lebih. Ada pula yang mengartikan dosis adalah jumlah pestisida yang telah dicampur atau diencerkan dengan air yang digunakan untuk menyemprot hama dengan satuan luas tertentu. Dosis bahan aktif adalah jumlah bahan aktif pestisida yang dibutuhkan untuk keperluan satuan luas atau satuan volume larutan. Besarnya suatu dosis pestisida biasanya tercantum dalam label pestisida.<br />
2. Konsentrasi pestisida<br />
Ada tiga macam konsentrasi yang perlu diperhatikan dalam hal penggunaan pestisida<br />
* Konsentrasi bahan aktif, yaitu persentase bahan aktif suatu pestisida dalam larutan yang sudah dicampur dengan air.<br />
* Konsentrasi formulasi, yaitu banyaknya pestisida dalam cc atau gram setiap liter air.<br />
* Konsentrasi larutan atau konsentrasi pestisida, yaitu persentase kandungan pestisida dalam suatu larutan jadi. <br />
3. Alat semprot<br />
Alat untuk aplikasi pestisida terdiri atas bermacam-macam seperti knapsack sprayer (high volume) biasanya dengan volume larutan konsentrasi sekitar 500 liter. Mist blower (low volume) biasanya dengan volume larutan konsentrasi sekitar 100 liter. Dan Atomizer (ultra low volume) biasanya kurang dari 5 liter.<br />
4. Ukuran droplet<br />
Ada bermacam-macam ukuran droplet:<br />
Veri coarse spray <br />
lebih 300 µm<br />
Coarse spray <br />
400-500 µm<br />
Medium spray <br />
250-400 µm<br />
Fine spray <br />
100-250 µm<br />
Mist <br />
50-100 µm<br />
Aerosol <br />
0,1-50 µm<br />
Fog <br />
5-15 µm<br />
<br />
5. Ukuran partikel<br />
Ada bermacam-macam ukuran partikel:<br />
Macrogranules <br />
lebih 300 µm<br />
Microgranules <br />
100-300 µm<br />
Coarse dusts <br />
44-100 µm<br />
Fine dusts <br />
kurang 44 µm<br />
Smoke <br />
0,001-0,1 µm<br />
<br />
6. Ukuran molekul hanya ada satu macam, yatu kurang 0,001 µmAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/15697467209717854469noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3963809645453241064.post-54313121502149772852010-05-18T06:03:00.001-07:002011-01-23T02:01:37.202-07:00MACAM DAN JENIS PESTISIDA<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">MACAM DAN CONTOH NAMA PESTISIDA<br />
<br />
Pestisida dapat digolongkan menjadi bermacam-macam dengan berdasarkan fungsi dan asal katanya. Penggolongan tersebut disajikan sbb.:<br />
<br />
* Akarisida, berasal dari kata akari yang dalam bahasa Yunani berarti tungau atau kutu. Akarisida sering juga disebut sebagai mitesida. Fungsinya untuk membunuh tungau atau kutu.<br />
* Algisida, berasal dari kata alga yang dalam bahasa latinnya berarti ganggang laut. Berfungsi untuk melawan alge.<br />
* Avisida, berasal dari kata avis yang dalam bahasa latinnya berarti burung. Berfungsi sebagai pembunuh atau zat penolak burung serta pengontrol populasi burung.<br />
* Bakterisida, berasal dari kata latin bacterium atau kata Yunani bacron. Berfungsi untuk melawan bakteri.<br />
* Fungisida, berasal dari kata latin fungus atau kata Yunani spongos yang berarti jamur. Berfungsi untuk membunuh jamur atau cendawan.<br />
* Herbisida, berasal dari kata latin herba yang berarti tanaman setahun. Berfungsi membunuh gulma (tumbuhan pengganggu).<br />
* Insektisida, berasal dari kata latin insectum yang berarti potongan, keratan atau segmen tubuh. Berfungsi untuk membunuh serangga.<br />
* Larvisida, berasal dari kata Yunani lar. Berfungsi untuk membunuh ulat atau larva.<br />
* Molluksisida, berasal dari kata Yunani molluscus yang berarti berselubung tipis lembek. Berfungsi untuk membunuh siput.<br />
* Nematisida, berasal dari kata latin nematoda atau bahasa Yunani nema yang berarti benang. Berfungsi untuk membunuh nematoda (semacam cacing yang hidup di akar).<br />
* Ovisida, berasal dari kata latin ovum yang berarti telur. Berfungsi untuk membunuh telur.<br />
* Pedukulisida, berasal dari kata latin pedis berarti kutu, tuma. Berfungsi untuk membunuh kutu atau tuma.<br />
* Piscisida, berasal dari kata Yunani piscis yang berarti ikan. Berfungsi untuk membunuh ikan.<br />
* Rodentisida, berasal dari kata Yunani rodera yang berarti pengerat. Berfungsi untuk membunuh binatang pengerat, seperti tikus.<br />
* Predisida, berasal dari kata Yunani praeda yang berarti pemangsa. Berfungsi untuk membunuh pemangsa (predator).<br />
* Silvisida, berasal dari kata latin silva yang berarti hutan. Berfungsi untuk membunuh pohon.<br />
* Termisida, berasal dari kata Yunani termes yang berarti serangga pelubang daun. Berfungsi untuk membunuh rayap. <br />
<br />
Berikut ini beberapa bahan kimia yang termasuk pestisida, namun namanya tidak menggunakan akhiran sida:<br />
<br />
* Atraktan, zat kimia yang baunya dapat menyebabkan serangga menjadi tertarik. Sehingga dapat digunakan sebagai penarik serangga dan menangkapnya dengan perangkap.<br />
* Kemosterilan, zat yang berfungsi untuk mensterilkan serangga atau hewan bertulang belakang.<br />
* Defoliant, zat yang dipergunakan untuk menggugurkan daun supaya memudahkan panen, digunakan pada tanaman kapas dan kedelai.<br />
* Desiccant. zat yang digunakan untuk mengeringkan daun atau bagian tanaman lainnya.<br />
* Disinfektan, zat yang digunakan untuk membasmi atau menginaktifkan mikroorganisme.<br />
* Zat pengatur tumbuh. Zat yang dapat memperlambat, mempercepat dan menghentikan pertumbuhan tanaman.<br />
* Repellent, zat yang berfungsi sebagai penolak atau penghalau serangga atau hama yang lainnya. Contohnya kamper untuk penolak kutu, minyak sereb untuk penolak nyamuk.<br />
* Sterilan tanah, zat yang berfungsi untuk mensterilkan tanah dari jasad renik atau biji gulma.<br />
* Pengawet kayu, biasanya digunakan pentaclilorophenol (PCP).<br />
* Stiker, zat yang berguna sebagai perekat pestisida supaya tahan terhadap angin dan hujan.<br />
* Surfaktan dan agen penyebar, zat untuk meratakan pestisida pada permukaan daun.<br />
* Inhibitor, zat untuk menekan pertumbuhan batang dan tunas.<br />
* Stimulan tanaman, zat yang berfungsi untuk menguatkan pertumbuhan dan memastikan terjadinya buah.</div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15697467209717854469noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3963809645453241064.post-19724562352187453162010-05-18T06:01:00.000-07:002010-05-18T06:01:10.842-07:00SEDIKIT TENTANG PESTISIDASEDIKIT TENTANG PESTISIDA<br />
Oleh : Dwi Handojo<br />
Hampir semua diantara kita pernah mendengar kata pestisida, herbisida, insektisida atau nama lainnya. Hampir dalam semua sisi kehidupan kita tidak bisa lepas dari pestisida dalam berbagai bentuknya. Dari gunung sampai pantai, dari desa sampai kota. Petani di pegununganpun tidak lepas dari penggunaan pestisida. Petani sayuran di Dieng, Kopeng, atau petani tembakau di lereng gunung Sindoro dan Sumbing. Nelayan dalam pembuatan ikan asin misalnya, ada yang menggunakan pestisida. Tentunya cara ini tidak dibenarkan, namun demikian adanya masyarakat kita. Pemakaian pestisida di rumah tangga seperti penggunaan obat nyamuk, anti rayap / ngengat, pengusir nyamuk (repelent) dan banyak lagi macamnya. Untuk itulah kita perlu mengenal lebih jauh tentang pestisida. <br />
<br />
Penggunaan pestisida dalam pembangunan di berbagai sektor seperti pertanian, kesehatan masyarakat, perdagangan dan industri semakin meningkat. Pestisida terbukti mempunyai peranan yang penting dalam peningkatan kesejahteraan rakyat. Pada bidang pertanian termasuk pertanian rakyat maupun perkebunan yang dikelola secara profesional dalam skala besar menggunakan pestisida yang sebagian besar adalah golongan organofosfat. Demikian pula pada bidang kesehatan masyarakat pestisida yang digunakan sebagian besar adalah golongan organofosfat. Karena golongan ini lebih mudah terurai di alam. Penggunaan pestisida di bidang pertanian saat ini memegang peranan penting. Sebagian besar masih menggunakan pestisida karena kemampuannya untuk memberantas hama sangat efektif. Pestisida adalah bahan yang beracun dan berbahaya, yang bila tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan dampak negatif yang tidak diinginkan. Dampak negatif tesebut akan menimbulkan berbagai masalah baik secara langsung ataupun tidak, akan berpengaruh terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia seperti keracunan. Dampak negatif yang terjadi dari penggunaan pestisida pada pengendalian hama adalah keracunan, khususnya para petani yang sering / intensif menggunakan pestisida.<br />
<br />
Penggunaan pestisida di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Menurut Atmawijaya, pada tahun 1985 diperkirakan menggunakan 10.000 ton pestisida, pada tahun 1991 meningkat menjadi 600.000 ton. Jumlah ini mencapai 5 % konsumsi dunia. Keracunan pestisida terjadi di banyak negara seperti di Turki, Pakistan Barat, Iraq dan Guatemala. Keracunan makanan yang terkontaminasi pestisida parathion seperti tepung dan gula ditemukan diberbagai negara. (Philp, 1995) Di negara lain seperti di Afrika Selatan pernah dilaporkan 10.000 orang meninggal dunia akibat keracunan kronis organofosfat tahun 1959. Di Amerika Selatan ribuan orang mengalami kelumpuhan pada tahun 1978.<br />
<br />
Di Indonesia juga banyak terjadi kasus keracunan antara lain di Kulon Progo terdapat 210 kasus keracunan dengan pemeriksaan fisik dan klinis, 50 orang diantaranya diperiksa laboratorium dengan hasil 15 orang (30 %) keracunan, di Kabupaten Sleman dilaporkan dari 30 orang petugas pemberantas hama 14 orang (46,66 %) mengalami gejala keracunan. Untuk melindungi kesehatan masyarakat dan lingkungan terhadap dampak negatif akibat penggunaan pestisida, perlu adanya upaya pengawasan pengamanan pestisida. Upaya pengamanan pestisida ditujukan untuk mencegah dan menanggulangi dampak negatif penggunaan pestisida terhadap kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan melalui usaha-usaha pengawasan terhadap penggunaan pestisida dan pengendalian terhadap pencemaran dan keracunan pestisida.<br />
<br />
Salah satu penggunaan pestisida yang cukup banyak adalah di bidang pertanian dan kesehatan. Di Bidang Pertanian, penggunaan pestisida banyak dipakai untuk memberantas hama pada tanaman buah, sayur dan sebagainya. Akhir-akhir ini penggunaan pestisida pada tanaman sayuran juga cukup tinggi. Para petani yang dulu tidak banyak mengenal pestisida, sekarang sudah akrab dan intensif mengguanakannya.<br />
<br />
Pengertian Pestisida Secara harfiah pestisida berarti pest killing agent atau bahan pembunuh hama. (Tan Malaka, 1994) Pengertian menurut Sub Dit P2 Pestisida (1990), adalah semua bahan kimia, binatang maupun tumbuhan yang digunakan untuk mengendalikan hama. Pengertian lain tentang pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus digunakan untuk:<br />
- memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang merusak tanaman.<br />
- memberantas rerumputan<br />
- mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan.<br />
- mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian tanaman.<br />
- memberantas atau mencegah hama luar pada hewan peliharaan.<br />
- memberantas atau mencegah hama-hama air.<br />
- memberantas atau mencegah binatang dan jasad renik dalam rumah, alat-alat angkutan, dan alat-alat pertanian.<br />
- memberantas atau mencegah binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada<br />
manusia atau binatang yang dapat menyebabkan penyakit yang perlu dilindungi.<br />
(Syamsuir Munaf, 1997, Depkes RI, 1985)<br />
<br />
Menurut The United States Environmental Pesticide Control Act, pestisidaadalah :<br />
- Semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan untuk mengendalikan, mencegah, atau menangkis gangguan serangga, binatang mengerat, nematoda, gulma, virus, bakteri, jasad renik yang dianggap hama, kecuali virus, bakteri atau jasad renik lainnya yang terdapat pada manusia dan binatang.<br />
- Semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan untuk mengatur pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman. Penamaan pestisida dalam rangka memudahkan dalam membedakan jenisnyaAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/15697467209717854469noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3963809645453241064.post-48131271658813840582010-05-18T06:00:00.000-07:002010-05-18T06:00:16.128-07:00PENGERTIAN PESTISIDAPESTISIDA<br />
Pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat, atau membasmi organisme pengganggu. Nama ini berasal dari pest ("hama") yang diberi akhiran -cide ("pembasmi"). Sasarannya bermacam-macam, seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan, atau mikrobia yang dianggap mengganggu. Pestisida biasanya, tapi tak selalu, beracun. dalam bahasa sehari-hari, pestisida seringkali disebut sebagai "racun".<br />
Tergantung dari sasarannya, pestisida dapat berupa<br />
• insektisida (serangga)<br />
• fungisida (fungi/jamur)<br />
• rodentisida (hewan pengerat/Rodentia)<br />
• herbisida (gulma)<br />
• akarisida (tungau)<br />
• bakterisida (bakteri)<br />
Penggunaan pestisida tanpa mengikuti aturan yang diberikan membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan, serta juga dapat merusak ekosistem. Dengan adanya pestisida ini, produksi pertanian meningkat dan kesejahteraan petani juga semakin baik. Karena pestisida tersebut racun yang dapat saja membunuh organisme berguna bahkan nyawa pengguna juga bisa terancam bila penggunaannya tidak sesuai prosedur yang telah ditetapkan. menurut depkes riau kejadian keracunan tidak bisa di tanggulangi lagi sebab para petani sebagian besar menggunakan pestisida kimia yang sangat buruk bagi kesehatan mereka lebih memilih pestisida kimia dari pada pestisida botani ( buatan ) kejadian keracunan pun sangat meningkat di provinsi tersebut. menurut data kesehatan pekan baru tahun 2007 ada 446 orang meninggal akibat keracunan pestisida setiap tahunnya..dan sekitar 30% mangalami gejala keracunan saat menggunakan pestisida..karna petani kurang tau cara menggunakan pestisida secara efektif dan penggunaan pestisida secara berlebihan,dan berdasarkan hasil penilitian Ir. La Ode Arief M. Rur.SC. dari sumatra barat tahun 2005 mengatakan penyebab keracunan pestisida di riau akibat kurang pengetahuan petani dalam penggunaan pestisida secara efektif dan tidak menggunakan alat pelindung diri saat pemajanan pestisida,hasilnya dari 2300 responden yang peda dasarnya para petani hanya 20% petani yang menggunakan APD ( alat pelindung diri ), 60% patani tidak tau cara menggunakan pestisida secara efektif dan mereka mengatakan setelah manggunakan pestisida timbul gejala pada tubuh ( mual,sakit tenggorokan, gatal - gatal, pandangan kabur, Dll.)dan sekitar 20% petani tersebut tidak tau sama sekali tentang bahaya pestisida terhadap kesehatan,begitu tutur Ir. La Ode Arief M. Rur.SC. beliau jg mengatakan semakin rendah tingkat pendidikan petani semakin besar risiko terpajan penyakit akibat pestisida.<br />
Oleh karena itu, adalah hal yang bijak jika kita melakukan usaha pencegahan sebelum pencemaran dan keracunan pestisida mengenai diri kita atau makhluk yang berguna lainnya. Usaha atau tindakan pencegahan yang perlu dilakukan adalah :<br />
1.Ketahui dan pahami dengan yakin tentang kegunaan suatu pestisida. Jangan sampai salah berantas. Misalnya, herbisida jangan digunakan untuk membasmi serangga. Hasilnya, serangga yang dimaksud belum tentu mati, sedangkan tanah dan tanaman telah terlanjur tercemar.<br />
2.Ikuti petunjuk-petunjuk mengenai aturan pakai dan dosis yang dianjurkan pabrik atau petugas penyuluh.<br />
3.Jangan terlalu tergesa-gesa menggunakan pestisida. Tanyakan terlebih dahulu pada penyuluh.<br />
4.Jangan telat memberantas hama, bila penyuluh telah menganjurkan menggunaannya.<br />
5.Jangan salah pakai pestisida. Lihat faktor lainnya seperti jenis hama dan terkadang usia tanaman juga diperhatikan.<br />
6. Gunakan tempat khusus untuk pelarutan pestisida dan jangan sampai tercecer.<br />
7. Pahami dengan baik cara pemakaian pestisida.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15697467209717854469noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3963809645453241064.post-49081854094825688962010-04-19T06:15:00.000-07:002010-04-19T06:15:30.080-07:00{edit}perlakuan pada durianNAMA : YULIANTO<br />
KELAS: 2A4 <br />
NO. :34 <br />
PERLAKUAN SECARA FISIK UNTUK MERANGSANG PERTUMBUHAN BUNGA PADA BUAH DURIAN<br />
Teknik memunculkan buah durian di luar musim perlu menggunakan beberapa bahan aktif zat pengatur tumbuhan (ZPT).Zat tersebut berperan aktif untuk mengubah alur pertumbuhan pada seltanaman dengan cara menghambat pad a waktu fase pertumbuhan vegetatifagar dapat merubah secepatnya muncul fase generatif (cepat berbunga danberbuah).<br />
Pengaturan<br />
Tanaman yang ingin dibuahkan di luar musim harus memenuhi beberapakriteria antara lain;<br />
- Tanaman sehat, dengan ditandai percabangan merata, daun berwarna hijau tua mengkilap dan tidak sedang terserang hama atau penyakit.<br />
- Tanaman sudah cukup umur atau sudah pernah berbunga.Lebih utama tanaman tidak dalam fase tidak adanya pertumbuhantunastanaman dan daun baru (pupus).<br />
teknologi Pembuahan buah durian di luar musim sudah banyak dilakukan pada jaman nenek moyang kita dulu dengan cara mekanis antara lain:<br />
<br />
1.Kerat : Mengerat pembuluh floem (kulit pohon) melingkar sepanjanglingkaran pohon sampai kelihatan pembulutl xylem (kayu pohon).<br />
2. Pruning: Memangkas daun, cabang dan ranting, hingga pohon gundul atau tersisa sedikit daun.<br />
3. Pelukaan: Melukai pembuluh floem dengan benda tajam. Bentuknya bias dengan mengerok, mencacah, memaku atau mengiris kulit kayu.<br />
4. Pengikatan: Mengikat erat pohon dengan kawat hingga transpor hasil fotosintesa pembuluh floem terhambat.<br />
5 Stressing air: Tidak menyiram tanaman hingga mencapai titik layu permanen, <br />
kemudian dengan tiba-tiba melakukan penggenangan perakaran dan pangkal batang hingga jenuh air dalam waktu tertentu. Pemangkasan<br />
Sedikit penelitian yang telah dilakukan dalam hal pemangkasan pada durian, namun setidaknya terdapat tiga macam pemangkasan yang dapat dilakukan pada pohon durian. Pemangkasan pembentukan tajuk, pemangkasan pucuk tanaman, dan pemangkasan peremajaan (rejuvenilisasi).<br />
<br />
Umumnya batang orthotropik dipelihara hingga umur satu dan kemudian tiga hingga empat batang plagiotropik pada tanaman durian berumur dua tahun dipilih. Letak cabang ditetapkan mulai ketinggian pohon 70-100 cm dari permukaan tanah, dan jarak antar cabang diatur 20-40 cm dengan melakukan pemangkasan tajuk. Diharapkan cabang plagiotropik yang telah dipilih dan dipelihara menjadi tempat keluarnya. Pemangkasan tajuk juga meliputi pemangkasan tunas plagiotropik dan lateral orthotropik adventif dilakukan secara berkala dilakukan untuk tunas yang tumbuh dibawah ketinggian pohon 70-100 cm. Jika pohon terlalu rimbun, menganjurkan pemangkasan penjarangan tunas model 1-0-1-0-1 yang artinya satu tunas dibiarkan kemudian tunas berikutnya dipangkas dan begitu seterusnya. Atau model 1-0-0-1-0-0-1 yang berarti satu tunas dibiarkan dan dua tunas dipangkas dan seterusnya.<br />
<br />
Pada saat batang orthotropik sudah mencapai 4-5 m, dilakukan pemangkasan pucuk Pemangkasan peremajaan dilakukan pada tanaman yang sudah tua dan kurang produktif dan sebaiknya dilakukan pada musim penghujan, kemudian dilakukan okulasi (penempelan) dengan mata tunas dari varietas durian yang unggul.<br />
<br />
Pemangkasan yang lainnya yang kurang lazim dilakukan, adalah pemangkasan akar. menganjurkan pemangkasan akar pada saat tanaman mulai berbunga (paling lambat dua minggu setelah tanaman berbunga) dapat membuat tanaman durian lebih cepat berbuah, kualitas buah lebih baik, ukuran buah lebih kecil, rasanya lebih manis tetapi jumlah buahnya tidak terpengaruh. Pemangkasan akar juga dilakukan pada saat pindah tanam ,pemangkasan akar meningkatkan pertumbuhan sistem perakaran serabut (fibrous) pada pembibitan yang berkontribusi pada pertumbuhan total dan pembesaran diameter batang serta tingkat persentase hidup yang lebih baik pada tanaman hasil pindah tanam (transplanted tree), meskipun demikian keduanya memerlukan pembuktian lebih lanjut.<br />
<br />
<br />
Kelima teknologi pengamatan konvensional ini, pada prinsipnya adalah merubah perbandingan unsur carbon (C) dan nitrogen (N) dalam tanaman. Cara konvensional ini mempunyai kelemahan yaitu tak terukur. Kalau aplikasinya kebetulan pas, ya berhasil tapi kalau tidak pas ya gagal. Dalam berbudidaya cara konvensional tersebut tidak direkomendasikan, karena selain tidak bisa memberikan kepastian, juga dapat mengakibatkan kerusakan pohon secara fisik dan fisiologis.<br />
Pemangkasan<br />
Sedikit penelitian yang telah dilakukan dalam hal pemangkasan pada durian, namun setidaknya terdapat tiga macam pemangkasan yang dapat dilakukan pada pohon durian. Pemangkasan pembentukan tajuk, pemangkasan pucuk tanaman, dan pemangkasan peremajaan (rejuvenilisasi).<br />
<br />
Umumnya batang orthotropik dipelihara hingga umur satu dan kemudian tiga hingga empat batang plagiotropik pada tanaman durian berumur dua tahun dipilih. Letak cabang ditetapkan mulai ketinggian pohon 70-100 cm dari permukaan tanah, dan jarak antar cabang diatur 20-40 cm dengan melakukan pemangkasan tajuk. Diharapkan cabang plagiotropik yang telah dipilih dan dipelihara menjadi tempat keluarnya. Pemangkasan tajuk juga meliputi pemangkasan tunas plagiotropik dan lateral orthotropik adventif dilakukan secara berkala dilakukan untuk tunas yang tumbuh dibawah ketinggian pohon 70-100 cm. Jika pohon terlalu rimbun, menganjurkan pemangkasan penjarangan tunas model 1-0-1-0-1 yang artinya satu tunas dibiarkan kemudian tunas berikutnya dipangkas dan begitu seterusnya. Atau model 1-0-0-1-0-0-1 yang berarti satu tunas dibiarkan dan dua tunas dipangkas dan seterusnya.<br />
<br />
Pada saat batang orthotropik sudah mencapai 4-5 m, dilakukan pemangkasan pucuk Pemangkasan peremajaan dilakukan pada tanaman yang sudah tua dan kurang produktif dan sebaiknya dilakukan pada musim penghujan, kemudian dilakukan okulasi (penempelan) dengan mata tunas dari varietas durian yang unggul.<br />
<br />
Pemangkasan yang lainnya yang kurang lazim dilakukan, adalah pemangkasan akar. menganjurkan pemangkasan akar pada saat tanaman mulai berbunga (paling lambat dua minggu setelah tanaman berbunga) dapat membuat tanaman durian lebih cepat berbuah, kualitas buah lebih baik, ukuran buah lebih kecil, rasanya lebih manis tetapi jumlah buahnya tidak terpengaruh. Pemangkasan akar juga dilakukan pada saat pindah tanam ,pemangkasan akar meningkatkan pertumbuhan sistem perakaran serabut (fibrous) pada pembibitan yang berkontribusi pada pertumbuhan total dan pembesaran diameter batang serta tingkat persentase hidup yang lebih baik pada tanaman hasil pindah tanam (transplanted tree), meskipun demikian keduanya memerlukan pembuktian lebih lanjut.<br />
<br />
<br />
Cara terkini untuk membuahkan buah di luar musim yang terukur dan paling banyak dipilih adalah dengan menggunakan agro-chemica (kimia pertanian), berupa bahan aktif zat pengatur tumbuh (ZPT). Teknologi agro-chemical ini merubah fisiologis tanaman dengan cara menghambat rase pertumbuhan vegetatif dengan peran hormon atau senyawa kimia tertentu, agar muncul rase generatif - bunga dan buah.<br />
Bahan aktif ZPT yang dapat dibeli dan dipergunakan untuk membuahkan durian di luar musim diantaranya adalah kimia pertanian (NAA, Auxin, dan Paklobutrazol). ZPT tersebut bisa dibeli di taka pertanian/toko kimia, Hortimart AgroCenter Bawen-Semarang dan Trubus-Ungaran. IndoBel hasil ekstraksi bahan-bahan hayati dan organik bermutu tinggi yang sangat berguna untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil tanaman. Produk Indobel bias didapat melalui sistem Penjualan Berjenjang (Multi Level Marketing), tidak dijual melalui toko-toko.<br />
<br />
Cara kerja dari ZPT kimia pertanian<br />
Natrium NAA (Naphthyl Acetic Acid/Asam Naftali Asetat), adalah jenis ZPT yang mempunyai kegunaan mendorong pembungaan serempak pada tanaman. Dengan konsentrasi 5-10 ppm/dibaca petunjuk pemakaian pada label kemasan, dengan cara disemprotkan pada pangkal/cabang batang yang telah diperiksa akan kemunculan bunga dan ke seluruh bagian bawah daun terutama tepat pada stomata daun. Sebaiknya penyemprotan dilakukan pada waktu pagi hari (jam 06.00 - 10.00).<br />
Auxin secara khusus jarang diperdagangkan dengan merk dagang tertentu, karena harganya per miligramnya yang sangat mahal. Tergolong dalam bahan laboratorium yang bisa didapatkan di toko bahan kimia. Auxin digunakan dalam dosis kecil, part per million (ppm), berfungsi untuk merangsang perpanjangan sel, pembentukan bunga dan buah, pertumbuhan akar pada stek batang. memperpanjang titik tumbuh serta mencegah gugur daun dan buah.<br />
Paklobutrazol di pasaran memiliki nama dagang diantaranya Patrol. Cultar. <br />
Goldstar. ZPT ini berfungsi menghentikan fase vegetatif dan memacu fase generatif. Penggunaan secara berlebihan dapat mengakibatkan. batang dan dahan getas daun mengeriting dan pertumbuhan vegetatif dapat terhenti (stagnan) hingga kurun waktu 3 tahun. Terbukti efektif dipergunakan pada tanaman keras seperti mangga, apel, jambu air, jeruk dan durian.<br />
Pada dasarnya penggunaan ZPT ini dilakukan pada saat tanaman dibuahkan di luar musim dengan memastikan kondisi tidak akan kekurangan nutrisi yang dibutuhkan.<br />
Cara kerja Zat Perangsang Tumbuh IndoBel yaitu jika menginginkan panen durian bulan Agustus - November, maka sekitar bulan Maret tanaman pada blok disemprotkan POWER NUTRITION per 10 liter air per pohon dan akanlebih bagus ditambah penyemprotan 3-4 tutup POC NASA I tutup HORMONIK per tangki setiap 7-10 hari sekali sebanyak 3-4 kali + dipupuk NPK. Selain itu kira-kira 3 bulan sebelumnya tanah areal penanaman harus dikeringkan. Jika waktu pengeringan turun hujan. tanah di sekeliling tanaman dalam radius 5-7 meter diberi mulsa dan dibuatkan saluran pembuangan air. Setelah bunga<br />
mekar dan menjadi buah atau 2 bulan setelah bunga mekar + dipupuk NPK, usahakan tanaman tidak mengeluarkan tunas daun karena dapat menyebabkan terjadinya perebutan unsur hara antara buah dan daun. sehingga perlu disiram atau disemprot POWER NUTRITION lagi (I botol untuk 30-50 pohon).Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15697467209717854469noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3963809645453241064.post-8960241588109944362010-04-09T07:20:00.000-07:002010-04-09T07:20:07.211-07:00durenNAMA : YULIANTOKELAS: 2A4 NO. :34 <br />
PERLAKUAN SECARA FISIK UNTUK MERANGSANG PERTUMBUHAN BUNGA PADA BUAH DURIAN<br />
teknik memunculkan buah durian di luar musim perlu menggunakan beberapa bahan aktif zat pengatur tumbuhan (ZPT).Zat tersebut berperan aktif untuk mengubah alur pertumbuhan pada seltanaman dengan cara menghambat pad a waktu fase pertumbuhan vegetatifagar dapat merubah secepatnya muncul fase generatif (cepat berbunga danberbuah).<br />
Pengaturan<br />
Tanaman yang ingin dibuahkan di luar musim harus memenuhi beberapakriteria antara lain;<br />
- Tanaman sehat, dengan ditandai percabangan merata, daun berwarna hijau tua mengkilap dan tidak sedang terserang hama atau penyakit.<br />
- Tanaman sudah cukup umur atau sudah pernah berbunga.Lebih utama tanaman tidak dalam fase tidak adanya pertumbuhantunastanaman dan daun baru (pupus).<br />
teknologi Pembuahan buah durian di luar musim sudah banyak dilakukan pada jaman nenek moyang kita dulu dengan cara mekanis antara lain:<br />
1.Kerat : Mengerat pembuluh floem (kulit pohon) melingkar sepanjanglingkaran pohon sampai kelihatan pembulutl xylem (kayu pohon).<br />
2. Pruning: Memangkas daun, cabang dan ranting, hingga pohon gundul atau tersisa sedikit daun.<br />
3. Pelukaan: Melukai pembuluh floem dengan benda tajam. Bentuknya bias dengan mengerok, mencacah, memaku atau mengiris kulit kayu.<br />
4. Pengikatan: Mengikat erat pohon dengan kawat hingga transpor hasil fotosintesa pembuluh floem terhambat.<br />
5 Stressing air: Tidak menyiram tanaman hingga mencapai titik layu permanen, kemudian dengan tiba-tiba melakukan penggenangan perakaran dan pangkal batang hingga jenuh air dalam waktu tertentu.<br />
Kelima teknologi pengamatan konvensional ini, pada prinsipnya adalah merubah perbandingan unsur carbon (C) dan nitrogen (N) dalam tanaman. Cara konvensional ini mempunyai kelemahan yaitu tak terukur. Kalau aplikasinya kebetulan pas, ya berhasil tapi kalau tidak pas ya gagal. Dalam berbudidaya cara konvensional tersebut tidak direkomendasikan, karena selain tidak bisa memberikan kepastian, juga dapat mengakibatkan kerusakan pohon secara fisik dan fisiologis.<br />
Cara terkini untuk membuahkan buah di luar musim yang terukur dan paling banyak dipilih adalah dengan menggunakan agro-chemica (kimia pertanian), berupa bahan aktif zat pengatur tumbuh (ZPT). Teknologi agro-chemical ini merubah fisiologis tanaman dengan cara menghambat rase pertumbuhan vegetatif dengan peran hormon atau senyawa kimia tertentu, agar muncul rase generatif - bunga dan buah.<br />
Bahan aktif ZPT yang dapat dibeli dan dipergunakan untuk membuahkan durian di luar musim diantaranya adalah kimia pertanian (NAA, Auxin, dan Paklobutrazol). ZPT tersebut bisa dibeli di taka pertanian/toko kimia, Hortimart AgroCenter Bawen-Semarang dan Trubus-Ungaran. IndoBel hasil ekstraksi bahan-bahan hayati dan organik bermutu tinggi yang sangat berguna untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil tanaman. Produk Indobel bias didapat melalui sistem Penjualan Berjenjang (Multi Level Marketing), tidak dijual melalui toko-toko.<br />
Cara kerja dari ZPT kimia pertanian<br />
Natrium NAA (Naphthyl Acetic Acid/Asam Naftali Asetat), adalah jenis ZPT yang mempunyai kegunaan mendorong pembungaan serempak pada tanaman. Dengan konsentrasi 5-10 ppm/dibaca petunjuk pemakaian pada label kemasan, dengan cara disemprotkan pada pangkal/cabang batang yang telah diperiksa akan kemunculan bunga dan ke seluruh bagian bawah daun terutama tepat pada stomata daun. Sebaiknya penyemprotan dilakukan pada waktu pagi hari (jam 06.00 - 10.00).<br />
Auxin secara khusus jarang diperdagangkan dengan merk dagang tertentu, karena harganya per miligramnya yang sangat mahal. Tergolong dalam bahan laboratorium yang bisa didapatkan di toko bahan kimia. Auxin digunakan dalam dosis kecil, part per million (ppm), berfungsi untuk merangsang perpanjangan sel, pembentukan bunga dan buah, pertumbuhan akar pada stek batang. memperpanjang titik tumbuh serta mencegah gugur daun dan buah.<br />
Paklobutrazol di pasaran memiliki nama dagang diantaranya Patrol. Cultar. <br />
Goldstar. ZPT ini berfungsi menghentikan fase vegetatif dan memacu fase generatif. Penggunaan secara berlebihan dapat mengakibatkan. batang dan dahan getas daun mengeriting dan pertumbuhan vegetatif dapat terhenti (stagnan) hingga kurun waktu 3 tahun. Terbukti efektif dipergunakan pada tanaman keras seperti mangga, apel, jambu air, jeruk dan durian.<br />
Pada dasarnya penggunaan ZPT ini dilakukan pada saat tanaman dibuahkan di luar musim dengan memastikan kondisi tidak akan kekurangan nutrisi yang dibutuhkan.<br />
Cara kerja Zat Perangsang Tumbuh IndoBel yaitu jika menginginkan panen durian bulan Agustus - November, maka sekitar bulan Maret tanaman pada blok disemprotkan POWER NUTRITION per 10 liter air per pohon dan akanlebih bagus ditambah penyemprotan 3-4 tutup POC NASA I tutup HORMONIK per tangki setiap 7-10 hari sekali sebanyak 3-4 kali + dipupuk NPK. Selain itu kira-kira 3 bulan sebelumnya tanah areal penanaman harus dikeringkan. Jika waktu pengeringan turun hujan. tanah di sekeliling tanaman dalam radius 5-7 meter diberi mulsa dan dibuatkan saluran pembuangan air. Setelah bunga<br />
mekar dan menjadi buah atau 2 bulan setelah bunga mekar + dipupuk NPK, usahakan tanaman tidak mengeluarkan tunas daun karena dapat menyebabkan terjadinya perebutan unsur hara antara buah dan daun. sehingga perlu disiram atau disemprot POWER NUTRITION lagi (I botol untuk 30-50 pohon).Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15697467209717854469noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3963809645453241064.post-1633432088311568002010-04-05T07:28:00.003-07:002010-04-05T07:28:01.985-07:00semua tentang anggrekAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/15697467209717854469noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3963809645453241064.post-65550916867258221292010-04-05T07:28:00.001-07:002010-05-18T05:20:49.092-07:00semua tentang anggrekAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/15697467209717854469noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3963809645453241064.post-37384898977891577272010-04-05T06:18:00.000-07:002010-04-05T06:19:23.992-07:00rawat anggrekl Cermat Merawat, Anggrek Bulan Tumbuh Sehat <br /> <br />Keindahan anggrek bulan memang tak perlu diragukan lagi. Berkat keelokannya itu, anggrek berjuluk butterfly orchid ini menjelma sebagai primadona bisnis anggrek di Tanah Air. Namun apa jadinya bila anggrek ini tak mau berbunga atau hanya berbunga sekali, dan setelah itu ”ngambek” tak berbunga lagi. Tentu perasaan kesal dan kecewa akan bercampur ampur aduk jadi satu. <br />Masalah lain muncul, yakni saat tak berbunga, anggrek bulan yang kita miliki tak memancarkan keindahan seperti yang diharapkan. Kondisinya tampak kurang segar dan sehat. Entah itu akar, batang, daun ataupun bunganya. Semua itu timbul akibat cara perawatan yang kurang tepat.<br />Menurut Lily Turangan, sebenarnya tak ada cara khusus untuk menyiasati anggrek bulan itu agar tumbuh sehat dan rajin berbunga. ”Saya rasa cara merawat anggrek bulan sama saja seperti kita merawat Dendrobium.” Meski begitu, ada beberapa hal yang perlu kita cermati agar tanaman tumbuh segar dan sehat.<br />Sebagai tanaman epifit, anggrek bulan sepanjang hidupnya di alam bebas selalu ternaungi oleh ranting atau dahan pohon. ”Karena itu, anggrek jenis ini hanya butuh intensitas matahari yang tak terlalu kuat.cukup 20 sampai 50 persen saja,” ujar Lily. <br /><br />Kebutuhan Sinar<br />Apabila cahaya yang didapat anggrek lebih besar dari angka itu, akan timbul kerusakan pada sebagian atau seluruh jaringan tanaman. Gejala terbakar akan segera terlihat terutama pada daun-daun yang terkena langsung cahaya matahari. Biasanya gejala itu ditandai dengan keluarnya warna cokelat kemerahan pada permukaan daunnya.<br />Kekurangan cahaya, pertumbuhan anggrek bulan pun tak bagus. Daun akan layu, kuning, pucat dan rontok. Kalau sudah begini, jangan harap tanaman ini akan mengeluarkan bunga. ”Untuk mendapat sinar redup itu, pasangi saja kebun kita dengan jaring peneduh atau paranet,” ujar Lily. Cara lain, tempelkan saja anggrek bulan pada batang pohon besar dan tempatkan di sebelah timur. Cahaya mentari pagi sangat bagus bagi pertumbuhannya.<br />Menurut Hadi Iswanto, umumnya anggrek memiliki kelembaban nisbi (ratio humidity) cukup tinggi, yaitu 60 sampai 80 persen. Meski begitu, tanaman berbunga indah ini tak menyukai udara yang kelewat basah. Kondisi udara yang terlalu lembab justru jadi pemicu munculnya penyakit busuk tunas dan daun. Anggrek bulan tumbuh bagus bersuhu 13 derajat Celcius sampai 18 derajat Celcius pada malam hari dan 18 derajat Celcius sampai 21 derajat Celcius (siang).<br />”Aturlah kelembaban yang cukup bagi si anggrek. Jangan sampai tanaman kesayangan kita itu ada dalam kondisi yang terlalu kering. Ingatlah, anggrek tidak mengisap air tanah seperti tanaman lain, melainkan hidup dari mengisap kelembaban udara di sekitarnya,” tambah Lily.<br />Untuk menjaga kelembaban udara, caranya bisa bermacam-macam. Pertama, bisa dengan memberikan semprotan air di sekitar tempat penanaman memakai sprayer. Atau meniru cara Lily, membuat wadah air di bawah deretan papan penaruh pot anggrek bulan. Alhasil terjadilah penguapan alami. Kelembaban udara pun terjaga.<br /><br />Tak Cuma Bersih <br />Hal lain yang patut dicermati adalah penyiraman. Anggrek bulan akan tumbuh baik bila kebutuhan airnya tercukupi. Frekuensi dan banyaknya penyiraman yang diberikan tergantung pada jenis dan besar kecilnya ukuran tanaman serta keadaan lingkungannya,” kata Hadi. Tanaman yang sedang aktif tumbuh jelas butuh lebih banyak air ketimbang anggrek yang sudah berbunga.<br />Air yang digunakan untuk penyiraman tidak sekadar bersih. Air itu harus cukup mengandung mineral, pH netral dan tersedia sepanjang tahun. Selain ikut dalam proses fotosintesis, air juga berperan mengatur kondisi suhu. ”Cara pemberian air yang baik adalah dengan sprayer. Air keluar dari sprayer berupa butiran-butiran halus sehingga tidak menghanyutkan atau merusak media dan bagian tanaman,” ujar pria kelahiran Surabaya ini. <br />Biasanya penyiraman pada anggrek bulan minimal dilakukan dua kali sehari. Bila kemarau, frekuensinya ditambah jadi tiga kali. Idealnya, kata Hadi, penyiraman dilakukan pada pagi sekitar pukul 07.00 sampai 09.00 dan 16.00 – 18.00 (sore). Hadi juga mewanti-wanti agar anggrek bulan jangan terlalu berlebihan disiram air. Kelebihan penyiraman akan berdampak buruk bagi pertumbuhan akar. Buntutnya, akar jadi mudah busuk dan kehilangan daya serap.<br />Soal penyiraman beres, sekarang perhatikan aturan pemupukan anggrek bulan. Ada beragam cara memupuk anggrek. ”Tapi yang banyak dilakukan adalah pemupukan lewat daun karena lebih efektif dibanding cara lain,” ujar Hadi menjelaskan. Alasannya, daun mampu menyerap pupuk sekitar 90 persen, sedangkan akar hanya menyerap 10 persen. Lagi pula, kandungan unsur hara dalam pupuk bakal lebih cepat tembus ke jaringan tubuh lewat pembuluh daun atau kutikula. <br />Pupuk yang digunakan untuk anggrek harus mengandung tiga unsur hara penting, yaitu nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K). Pemberian pupuk harus menyesuaikan fase pertumbuhan tanaman. Saat pembibitan, paling tidak 60 persen kandungan pupuk itu didominasi oleh unsur N. Menginjak usia muda, tanaman diberi pupuk dengan konsentrasi N:P:K yang sebanding yaitu 30 persen. Sedang masa sudah berbunga, unsur P berganti dominasi menjadi enam puluh persen.<br />Penggantian media tanam juga tak kalah penting. Ini dilakukan untuk menjaga pertumbuhan dan pembungaan anggrek bulan tetap optimal. ”Bila tanaman sudah kelihatan terlalu padat dan punya banyak tunas atau media tanam banyak ditumbuhi lumut dan dikerubungi semut, itu berarti sudah saatnya kita mengganti media tanam,” tutur Hadi yang meraih gelar sarjana pertaniannya di Surabaya.<br />Untuk mempercepat pembungaan anggrek bulan bisa dilakukan dengan pelbagai cara. Sebut saja dari perlakukan sepanjang hari, suhu rendah, pemberian zat pengatur tumbuh dan pengaturan intensitas cahaya. ”Dari beberapa itu, pilihan paling praktis dan murah adalah pengaturan intensitas cahaya,” ujar Hadi. (bay) Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15697467209717854469noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3963809645453241064.post-65254367584644760602010-04-05T05:46:00.000-07:002010-04-05T05:47:38.243-07:00tips rawat anggrekBerikut ini ada tips merawat anggrek, yang aku dapat dari milis.<br /><br /> 1.<br /><br /> Lokasi, suhu dan kelembaban: Anggrek akan tumbuh dengan baik di dataran tinggi (di dataran rendah juga bisa hidup, tetapi harus memenuhi ketentuan yang tepat), suhu berkisar 15 – 35 derajat Celcius (suhu optimum 21 derajat Celcius) dengan sirkulasi udara yang baik. Kelembaban udara berkisar 65 – 70 %.<br /> 2.<br /><br /> Cahaya matahari: Tanaman anggrek pantang kena sinar matahari langsung, tetapi masih toleran terhadap sinar matahari pagi (antara jam 7 – 9 pagi). Anggrek yang kurang dapat cahaya matahari tumbuh kurus, berdaun sempit dan panjang, sebaliknya jika kelebihan sinar matahari daun akan menguning seperti terbakar. Anggrek akan tumbuh dengan baik jika digantung di bawah kerimbunan pohon.<br /> 3.<br /><br /> Penyiraman: Tidak ada patokan tepat untuk menyiram anggrek. Cara praktis untuk mengetahui apakah tanaman sudah perlu disiram dengan memantau kondisi media tanamnya. Penyiraman sebaiknya dengan sprayer dan air yang digunakan bebas kaporit dan senyawa kimia lainnya. Anggrek muda lebih membutuhkan banyak air, penyiraman sebaiknya 1 hari 1 kali. Untuk anggrek yang lebih besar, 2 hari sekali cukup memadai. Terlalu banyak air akan membuat anggrek mudah diserang jamur yang menyebabkan daun dan akar membusuk. Bunga anggrek sebaiknya jangan terkena air karena akan cepat rontok.<br /> 4.<br /><br /> Pemupukan: Anggrek perlu dipupuk untuk membuatnya rajin berbunga. Tips untuk memilih pupuk yang tepat adalah pilih pupuk cair (pupuk daun), unsur makro NPK harus disesuaikan dengan usia tanaman (anggrek muda memerlukan unsur N lebih banyak, sedangkan anggrek siap berbunga memerlukan unsur P lebih banyak). Pemupukan dilakukan seminggu sekali dengan dosis 1/2 sdt untuk 1 liter air. Semprotkan larutan pupuk dengan sprayer pada bagian daun dan akar. Pemupukan bisa dilakukan lebih sering dengan mengurangi dosis.<br /> 5.<br /><br /> Media tanam: Media tanam yang baik adalah yang tidak cepat lapuk, memudahkan akar menempel, berongga (porous) untuk sirkulasi udara, dapat menyimpan zat hara, serta tidak mudah menjadi sumber penyakit. Macam media adalah pakis, moss, sabut kelapa, arang kayu, pecahan batu bata atau genteng.<br /> 6.<br /><br /> Pot: Untuk pot bisa dipilih pot tanah atau plastik. Pot tanah bisa menyimpan air, sedangkan pot plastik tidak. Aggrek juga bagus ditanam di blok pakis dan digantung di bawah pohon. Secara berkala sebaiknya dilakukan repotting, misalnya 6 bulan sekali untuk memberi ruang lebih pada akar anggrek.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15697467209717854469noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3963809645453241064.post-9613709989635827752010-04-05T05:31:00.001-07:002010-04-05T05:31:30.149-07:00anggrekSelamat datang dan terima kasih atas kunjungannya pada situs anggrek saya. <br />
Situs ini mungkin tidak akan berguna bagi ilmuwan, botanis ataupun pakar anggrek. Ini hanya sekedar untuk berbagi pengalaman diantara para pemula dan yang mulai tertarik dengan anggrek seperti saya. <br />
Tertarik lebih mendalam pada tanaman hias ini ketika pindahan rumah sekitar 2001. Awalnya hanya untuk mengisi halaman rumah yang sempit dengan tanaman tanpa media tanah, selanjutnya malah jadi kecanduan. Maka berhati-hatilah jika anda mulai tertarik dengan 'dia' ... <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Saya bukanlah botanis maupun petani anggrek komersil, hanya hobbiis amatir dengan dana pas2an. Dari media internet lah sebagian besar pengetahuan dan wawasan mengenai anggrek saya peroleh. <br />
Ada yang mengatakan, seorang pakar anggrek adalah orang yang telah "membunuh" ratusan anggrek, sedangkan saya baru "membunuh" beberapa saja .... <br />
Anggrek species pertama saya adalah Phalaenopsis amabilis (anggrek bulan), Phalaenopsis schilleriana dan Dendrobium aphyllum yang semuanya didapat dari rumah ibu mertua. <br />
Saya tinggal di daerah Tebet, Jakarta Selatan dan anggrek menempati 2 tempat.<br />
Taman belakang seluas 4x3m, karena hanya terkena sinar matahari penuh selama 2 jam saja maka ditempati anggrek yang memerlukan cahaya teduh seperti : Phalaenopsis, Paphiopedilum, dll. <br />
Dan halaman depan yang luasnya cuma 4x2m, ditempati anggrek yang memerlukan cahaya terang, seperti : Dendrobium, Vandaceous, Grammatophylum, Cattleya dll. <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Sebagian besar tanaman tersebut didapat dari teman-teman dan kerabat yang juga suka anggrek atau membeli yang "murah meriah". <br />
Saya masih ingin mencari jenis anggrek lain terutama species. Jika koleksi anda berlebih dan ingin menyumbangkannya, dengan sangat senang hati dan tangan terbuka saya akan menerimanya ... <br />
Anggrek adalah tanaman yang kecepatan pertumbuhannya relatif lambat, sehingga untuk dapat menikmati bunganya diperlukan waktu, kesabaran tinggi dan telaten. Sepertinya hobby ini sekalian mengajarkan untuk menjadi lebih penyabar ... <br />
Dengan tulus hati saya ucapkan terima kasih kepada sahabat saya Subagio Rasidi KUSRINI (etoy, OE1IKU) di Vienna, Austria yang telah memberikan ruangan pada KotaGadang.Net untuk keberadaan situs Anggrek.Info ini. <br />
Akhirnya, terima kasih pula kepada semua yang telah mengunjungi situs ini dan ditunggu kontribusi anda yang ingin membagi pengalamannya yang berharga. <br />
Komentar dan saran anda juga akan sangat dihargai.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15697467209717854469noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3963809645453241064.post-84283242117591475492010-03-31T21:10:00.000-07:002010-03-31T21:13:00.635-07:00<div class="posttitle"> <h2>Anggrek Botol</h2> <p class="post-info">March 31, 2010 by<span style="font-style: italic;"> </span><span style="font-style: italic;" class="login">anto_julay@yahoo.co.id</span> </p> </div> <div class="entry"><div style="text-align: center;"> </div><div class="snap_preview"><div style="text-align: center;"><b>Pentingnya Masa Transisi Media </b><br /></div><p> Awalnya aneh, melihat sosok tanaman dalam botol. Bagaimana bisa, tanaman bisa tumbuh dalam sebuah ruang tanpa udara? Seperti yang terjadi pada anggrek botol ini.<br />Banyak yang mengira, anggrek botol ini merupakan hasil kultur jaringan. Tapi banyak yang mengatakan, ini merupakan alternatif tanam biji.<br />Memang, struktur tanaman yang terbentuk mirip dengan hasil kultur jaringan dan sebenarnya anggrek pun merupakan salah satu jenis tanaman yang bisa diperbanyak dengan cara ini. Hanya untuk anggrek botol, proses kinerjanya berawal dari tanam bibit. Meski bukan hal baru dalam dunia tanaman, tak sedikit yang ingin mengetahui tentang proses perlakuan anggrek botol ini.<br />Keingintahuan penggemar anggrek, berawal dari berbagai pengalaman yang kurang menyenangkan ketika merawat anggrek dari biji ini. Parahnya, tak sedikit pula yang putus asa, karena selalu gagal merawatnya, sehingga sebagian besar penggemar tanaman ini lebih memilih alternatif membeli bunga anggrek dalam keadaan sudah berbunga atau dewasa. Sebab, resiko gagalnya lebih kecil, ketimbang anggrek yang sudah jadi (berbunga).<br />“Sebenarnya nggak susah kok memperbanyak anggrek dari biji. Malah banyak yang akan kita pelajari dalam proses pertumbuhannya,” kata pebisnis anggrek botol di Surabaya – Ida.<br />Ida mengungkapkan, jika sudah merawatnya dari biji, tentu akan lebih mudah memahami karakter tanaman, sehingga kita pun tahu kapasitas kebutuhan yang diperlukan tanaman selama proses pertumbuhannya.<br /><b>Disuka karena Aman </b><br />Sayangnya, ketakutan tak bisa memperoleh hasil maksimal pada anggrek botol inilah yang sering menghantui beberapa penggemar tanaman. Meski sebenarnya, anggrek botol ini bisa jadi peluang untuk prospek usaha cukup menjanjikan. Untuk satu anggrek botol ukuran besar (30 cm) dengan muatan + 60 bibit, Ida menghargainya Rp 60 ribu. Sedangkan untuk ukuran kecil (15 cm) yang memuat + 30 bibit, dihargai Rp 30 ribu.<br />Selain itu, efisien jadi alasan bagi mereka yang lebih menyukai merawat anggrek botol. Itu karena, banyak konsumen Ida yang membeli anggrek botol karena jarak rumah yang ditempuh cukup jauh. Tak hanya luar pulau, tapi hingga luar negeri. Artinya, alternatif anggrek botol akan meminimalisir peluang tanaman mengalami kerusakan ketika proses packing.<br />Selain itu, perbanyakan anggrek botol ini dilakukan sebagai pemuliaan spesies. Artinya, karakter spesies dari jenis anggrek akan sama dengan induknya. Berbeda jika Anda ingin memiliki varian anggrek yang berbeda atau baru. Untuk hal ini, Anda bisa melakukan proses penyilangan antar varian atau jenis. Namun bagi Anda yang tertarik untuk membudidayakan jenis anggrek yang sudah ada, perbanyakan anggrek botol bisa dijadikan alternatif.<br />Hal pertama yang harus dilakukan adalah singkirkan sejenak rasa takut untuk gagal saat memperlakukan tanaman botol ini. Mengingat, anggrek tergolong tanaman jenis bernilai ekonomi tinggi. Mengapa hal ini dilakukan? Sebab, jika kita melakukan sesuatu dengan setengah hati, hasilnya pun akan setengah. Optimis dalam hal ini harus diterapkan.<br />Setelah beres dengan urusan perasaan, barulah berganti pada masalah teknis prosedural perlakuan anggrek botol. Anda harus melalui tahapan yang harus dilalui, dimana tahapan ini dilakukan berurutan. Jika tidak, akan berdampak pada proses pertumbuhan anggrek.<br /></p><p><b>Pertama: Proses Keluar dari Botol</b><br />Apa susahnya mengeluarkan tanaman dari dalam botol? Meski terkesan sederhana, ternyata ada trik khusus, yaitu dengan memasukkan air pada bagian botol. Boleh diisi penuh ataupun separuh botol. Ini dilakukan untuk memudahkan proses keluarnya tanaman yang sudah lama tumbuh dalam media gel atau agar-agar. Mengingat, anggrek botol ini bisa ada dalam ruang kedap udara kurang lebih 1 tahun.<br />Proses mengeluarkan tanaman selanjutnya, bisa menggunakan alat pengait dari kawat dengan membentuk ujungnya seperti huruf U. Bisa juga menggunakan pin set atau penjepit. Keluarkan tanaman dari dalam botol secara perlahan. Usahakan jangan sampai membuat luka pada struktur tanaman. Setelah berhasil dikeluarkan, cuci seluruh bagian tanaman dengan air bersih. Tujuannya, untuk membersihkan unsur yang terkandung dalam media botol berupa gel atau agar-agar. Juga, agar tanaman bisa beradaptasi dengan media baru. Barulah, tanaman ditiriskan hingga tak ada air yang menempel.<br /><b>Kedua: Pergantian Media </b><br />Penerapan media baru di sini akan berpengaruh pada kondisi tanaman. Artinya, masih kata Ida, perubahan kondisi ini karena terjadinya perbedaan media tanam lama dan menggantinya dengan media baru.<br />“Semula ada di ruang tanpa sedikit pun udara yang masuk, kini harus ada di alam terbuka, sehingga proses adaptasi ini membutuhkan perhatian khusus,” ujar Ida.<br />Konon, di tahap ini kebanyakan orang gagal saat menerapkan perlakuan pada anggreknya. Di sini, peran media jadi prioritas utama diaplikasikan pada tanaman. Media yang cocok untuk masa transisi ini bisa menggunakan moss putih atau pakis halus. Sebab, selain mengandung unsur hara yang sesuai dengan kebutuhan tanaman, daya simpan airnya juga tinggi. Penerapan media pun tak boleh dilakukan asal. Misalnya, penggunaan moss putih, sebaiknya rendam dalam cairan fungisida terlebih dulu selama kurang lebih 30 menit.<br /><b>Ketiga: Jangan Diberi Pupuk </b><br />Selama masa transisi pada anggrek botol ini, yaitu selama 1 tahun, hindari pemberian pupuk. Sebab, asupan nutrisi yang terkandung pada moss putih dan pakis halus sudah mencukupi kebutuhan tanaman selama satu tahun. Pemupukan bisa dilakukan setelah melewati masa satu tahun. Itu pun dilakukan hanya dua kali dalam satu minggu.<br />“Jika tetap dilakukan pemupukan, akan berdampak pada pertumbuhan tanaman. Bisa jadi, akan menghambat pertumbuhan tanaman atau malah bisa mati,” imbuh Ida.<br />Karena masih dalam masa transisi, sebaiknya tanaman ada pada tempat teduh. Setelah itu, hal yang harus dilakukan adalah bersabar. Karena proses pertumbuhan hingga mengeluarkan bunga akan memakan waktu yang lama. Selain bergantung pada perlakuan tanaman, juga berkaitan dengan jenisnya. Namun proses yang lama ini bukan jadi kendala, jika hasilnya sesuai dengan keinginan. [santi]</p> </div> </div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/15697467209717854469noreply@blogger.com0